Naik Dango, Ritual Hasil Panen Masyarakat Suku Dayak, Kalimantan Bernuansa Mistis

Naik Dango, Ritual Hasil Panen Masyarakat Suku Dayak, Kalimantan Bernuansa Mistis

Alpandi Pinem
2020-08-27 15:34:22
Naik Dango, Ritual Hasil Panen Masyarakat Suku Dayak, Kalimantan Bernuansa Mistis
Naik Dango, Ritual Hasi Panen Masyarakat Suku Dayak, Kalimantan (Istimewa)


Ritual panen padi menjadi budaya di beberapa daerah. Salah satunya Naik Dango, ritual panen yang dilakukan oleh suku Dayak, Kalimantan setiap tahunnya. Naik Dango pun menjadi ritual untuk mendoakan proses penanaman padi di masa yang akan datang.

Suku Dayak Kanayatn sendiri merupakan satu dari sekian banyak sub suku Dayak yang ada di Kalimantan. Penyebaran suku Dayak Kanayatn ini ada di Kabupaten Mempawah, Landak, Kubu Raya hingga Bengkayang. Setiap tahunnya mereka selalu menggelar tradisi Naik Dango ketika musim panen tiba.

Biasanya upacara ini dilakukan setahun sekali pada pertengahan tahun, sekitar bulan April atau Mei. Berbagai daerah di Kalimantan Barat rutin menyelenggarakan tradisi ini.

Baca Juga : Seram! Ini 4 Suku Pemburu Kepala Paling Mengerikan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Baca Juga : Ini Beberapa Kesenian Tradisional di Indonesia yang Bernuansa Mistis

Baca Juga : Pengerebongan, Upacara Keagamaan Hindu yang Penuh Mistis


Dalam gelaran Naik Dango biasanya ditampilkan beragam pertunjukan kesenian serta pameran kerajinan tangan. Momen ini merupakan pesta rakyat yang selalu diselenggarakan dengan meriah. Maka tak heran jika tradisi ini menjadi wadah untuk mempersatukan masyarakat Suku Dayak untuk saling bersosialisasi dan bahu-membahu menggelar upacara adat.

Masyarakat Dayak meyakini bahwa kesejahteraan dan keberhasilan panen padi ini merupakan kebesaran dari Sang Pencipta (Jubata). Padi menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Dayak, maka serangkaian ritual pun dilakukan untuk menemani proses penanaman hingga waktu panen.

Untuk menunjukan kebesaran Jubata, masyarakat Dayak perlu memiliki sarana yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Sarana tersebut adalah Rumah Panjang. Di rumah adat Suku Dayak ini, ritual Naik Dango dilaksanakan.

Baca Juga : Bedolob, Pengadilan Sakral untuk Menyelesaikan Masalah Suku Dayak Agabag

Baca Juga : Merinding! Kisah Seram 7 Tradisi Pemakaman Teraneh di Seluruh Dunia

Baca Juga : Bangkawa, Tradisi Pembangunan Rumah Tengkorak Suku Dayak di Kalimatan Utara yang Bikin Bulu Kuduk Merinding


Masyarakat Dayak menyiapkan persembahan berupa Sesaji Mentah dan Sesaji Masak. Persembahan tersebut dihidangkan bersama dua buah besi mirip alat musik gong. Kedua besi tersebut dibunyikan sebagai cara untuk memanggil Jubata agar hadir dalam Naik Dango.

Dahulu upacara adat ini dilaksanakan selama sebulan penuh, tetapi kini hanya dilakukan selama tiga hari. Ada tiga prosesi utama yang dilakukan, yang pertama adalah memanggil semangat padi (jiwa) agar datang ke Rumah Panjang. Kedua adalah mengumpulkan semangat padi di lumbung padi (baluh). Kemudian memanjatkan doa agar padi diberkahi di pandarengan, yakni tempat penyimpanan padi yang berukuran lebih besar dari pada lumbung.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30