Seram! Ini 4 Suku Pemburu Kepala Paling Mengerikan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Seram! Ini 4 Suku Pemburu Kepala Paling Mengerikan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Alpandi Pinem
2020-08-23 19:30:00
Seram! Ini 4 Suku Pemburu Kepala Paling Mengerikan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia
Suku Dayak (Istimewa)


Bebarapa tradisi dan budaya dari sebuah daerah, mempunyai tradisi tersebut berkenaan dengan hal mistis yang menyeramkan alias tidak biasa yang konon bisa membaut bulu kuduk berdiri kalau membayangkannya saja.

Seperti halnya tradisi  suku pemburu kepala di beberapa daerah di Dunia.  Di beberapa suku, praktik ini juga digunakan untuk ritual violence, menunjukkan maskulinitas, dan kanibalisme.

Berikut ini beberapa suku pemburu kepala di Dunia.


1. Suku Igorot – Filipina


Suku ini biasanya memburu kepala dengan didasari oleh berbagai hal. Mulai dari perebutan kekuasaan, persembahan untuk musim panen, sebagai tumbal untuk kesehatan, hingga sebagai seserahan saat upacara pernikahan.

Meski begitu, tak sembarang orang boleh melakukan ritual perburuan kepala ini. Hanya para prajurit yang sudah ikut berperang atau memenangkan duel dengan lawannya yang diperbolehkan melakukan ritual ini.

Prajurit ini biasanya ditandai dengan sebuah tato bernama Chaklag yang merupakan simbol seorang headhunter. Pada saat memenggal kepala buruannya, suku Igorot biasanya menggunakan senjata tradisional mereka yang bentuknya menyerupai kapak besar.

Suku Igorot percaya semakin banyak kepala yang berhasil dipenggal, semakin kuat pula kekuatan magis yang dimiliki. Kepercayaan ini membuat suku Igorot dikenal sebagai suku yang senang berperang.

Selain itu, tensi perselisihan antarsuku pun menjadi semakin tinggi. Entah dipicu hal sepele seperti tersinggung atau balas dendam karena ada anggota sukunya yang dipenggal kelompok lain.

Bukti dari tingginya tensi peperangan suku Igorot pun tertuang dalam tulisan “The Bontoc Igorot” karangan Albert Ernest Jenks yang terbit pada tahun 1905. Dalam buku tersebut, diceritakan bahwa peperangan yang dilakukan oleh suku Igorot bisa berlangsung beberapa jam hingga satu hari penuh.

Perang baru benar-benar akan berhenti apabila kedua belah pihak sudah puas dengan jumlah kepala yang mereka penggal. Jumlah kepala yang dipenggal pun bervariasi, mulai dari satu hingga lusinan - bergantung seberapa dalam dendam antara kedua suku.

Seiring dengan berjalannya waktu serta masuknya pengaruh ajaran Kristen ke Filipina, praktik perburuan kepala ini sudah mulai ditinggalkan. Suku Igorot pun kini mulai mencoba untuk mengubah pola pikir mereka yang akhirnya secara bertahap meninggalkan praktik mengerikan ini.

Baca Juga : Ini Beberapa Kesenian Tradisional di Indonesia yang Bernuansa Mistis

Baca Juga : Bedolob, Pengadilan Sakral untuk Menyelesaikan Masalah Suku Dayak Agabag

Baca Juga : Ini 7 Fakta Unik Tentang Kebudayaan Suku Nias dari Sumatera Utara


2. Suku Shuar – Peru & Ekuador


Suku ini tinggal di bagian terpencil dari hutan Amazon yang ada di dua negara, yakni Peru dan Ekuador. Konon suku Shuar memiliki struktur masyarakat yang cukup kompleks dan dikenal dengan berbagai macam ritual uniknya.

Beberapa di antaranya adalah ritual kedewasaan para remaja pria yang diwajibkan untuk melakukan perjalanan bersama dengan ayah atau paman selama beberapa minggu menuju ke tempat air terjun yang dikeramatkan.

Selama perjalanan, para remaja dari suku Shuar hanya diperbolehkan untuk mengonsumsi air perasan tembakau yang dipercaya mampu membuat mereka kuat dan siap untuk bertempur di medan perang.

Selain ritual tersebut, ada satu ritual lagi yang dikatakan sangat menyeramkan. Suku Shuar akan mulai memburu kepala manusia dan mengawetkannya guna dijadikan sebagai sebuah jimat yang disebut dengan tsantsa.

Selain digunakan sebagai jimat, tsantsa juga sering dianggap sebagai lambang supremasi di kalangan suku Shuar. Semakin banyak orang yang memiliki tsantsa, maka semakin tinggi pula kedudukan yang dimiliki orang tersebut.

Proses pengawetan kepala ini ternyata pernah diabadikan oleh seseorang bernama Edmundo Bielawski pada tahun 1965. Rekaman ini menjadi satu-satunya rekaman yang pernah didokumentasikan terkait ritual mengerikan yang dilakukan oleh suku Shuar.

3. Suku Aztec – Meksiko


Suku Aztec ternyata tidak hanya dikenal dengan ritual pengorbanan manusia yang dilakukan, tetapi juga terkenal dengan ritual perburuan kepala. Mereka sangat gemar mengoleksi kepala dari musuh-musuh yang telah dikalahkan.

Kepala-kepala ini kemudian mereka kumpulkan dalam sebuah rak kayu bernama tzompanti. Agar kepala dapat diletakan di tzompanti, biasanya kepala yang telah dipenggal akan diberi lubang agar bisa dimasukkan ke tiang penyangga yang ada di tzompanti tersebut.

Praktik mengerikan ini dipercaya telah berlangsung sejak abad ke-7 atau 13 Masehi. Berdasarkan catatan Fray Diego Duran dan Bernard Ortiz de Montellano, telah ditemukan setidaknya 60 tengkorak manusia di sebuah kuil yang bernama Tenochtitlan.

Ke semua tengkorak tersebut tertata sangat rapi dalam tzompanti raksasa yang disebut dengan Hueyi Tzompantli. Catatan dari kedua orang di atas juga menyatakan jika sedikitnya terdapat lima buah Hueyi Tzompantli di dalam kompleks kuil Tenochtitlan.

Baca Juga : Ngeri! Doti, Ilmu Hitam Suku Kajang dari Sulawesi yang Kesaktiannya Tak Sembarangan

Baca Juga : Suku Kajang, Suku yang Terkenal Akan kekuatan Gaibnya di Sulawesi Selatan

Baca Juga : Inilah 4 Suku Gaib di Indonesia yang Keberadaanya Dipercaya Ada Meski Jarang Ditemui dan Misterius


4. Suku Dayak Laut – Borneo


Suku Dayak Laut atau yang biasa dikenal sebagai Iban yang menjadi salah satu suku headhunter terngeri yang ada di dunia. Suku ini tinggal di sebagian wilayah Kalimantan Barat, Brunei, dan Serawak Malaysia.

Disebut suku Dayak Laut karena memang mereka biasanya mendiami wilayah pesisir pantai. Namun, bukan itu yang membuat suku in terkenal hingga ke mancanegara.

Hal yang membuat suku ini terkenal adalah ritual perburuan kepala yang dilakukan mereka, terutama pada saat berperang untuk memperluas wilayah kekuasaan. Biasanya peperangan yang dilakukan oleh suku Dayak Laut berlangsung sengit. Selama berperang, suku Iban biasanya melakukan praktik pemenggalan kepala lawannya untuk menunjukkan superioritas mereka di depan lawan-lawannya.

Dalam bahasa lokal, ritual tersebut dinamakan Ngayau. Ritual ini bahkan pernah sangat terkenal pada era Perang Dunia II yang mana ketika itu suku Iban membentuk aliansi yang berisi ribuan ksatria pemburu kepala manusia.

Konon mereka telah berhasil menghabisi setidaknya 1.500 tentara Jepang yang datang ke Kalimantan. Seiring dengan perkembangan zaman, praktik Ngayau sendiri mulai ditinggalkan dan semoga aja nggak pernah dilakukan lagi.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30