Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tengah berduka. Raja Keraton Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi, wafat pada Minggu (2 November 2025) di usia 77 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Indriati, Solobaru, Sukoharjo. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar keraton dan masyarakat Jawa.
Kabar wafatnya raja disampaikan oleh Kanjeng Pangeran Haryo Eddy S. Wirabhumi, kerabat sekaligus adik ipar almarhum. Ia menegaskan seluruh prosesi akan dilaksanakan sesuai tata adat Keraton Surakarta Hadiningrat. “Ada acara adat, semua sesuai upacara adat,” ujarnya.
Sebagai penghormatan terakhir, Keraton Surakarta akan menggelar kirab agung untuk jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi pada Rabu, 5 November 2025. Kirab akan menggunakan Kereta Pusaka Rata Pralaya, yang secara khusus dipakai untuk membawa jenazah raja. Prosesi akan dimulai pukul 07.00 WIB dari Keraton Surakarta.
Rute kirab akan melintasi Alun-Alun Kidul, Jalan Veteran, hingga Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Surakarta di Jalan Slamet Riyadi. Setelah penghormatan terakhir di Loji Gandrung, peti jenazah akan diberangkatkan menuju Astana Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat peristirahatan terakhir para raja Mataram.
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi, atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Hangabehi, lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948. Beliau merupakan putra sulung dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII, didampingi permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono, dan dikaruniai seorang putra, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Purbaya.
Sejak dinobatkan sebagai raja pada tahun 2004, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi dikenal sebagai sosok pemimpin yang tenang, berwibawa, dan teguh menjaga marwah adat serta budaya Jawa. Kirab agung yang akan digelar menjadi simbol penghormatan tertinggi bagi raja yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kelestarian tradisi dan kemuliaan Keraton Surakarta.
