Kelompok Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus Corona (SARS-CoV-2) yang dibentuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan jenis virus Corona baru bernama Omicron atau Covid-19 B.1.1.1.529 pada Jumat, 26 November 2021.
Omicron atau Covid-10 B.1.1.1.529 merupakan varian baru virus corona yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Varian baru virus Corona ini diketahui ditetapkan oleh WHO sebagai Variant Of Concern (VOC) yang berarti mengkhawatirkan.
Bahkan hingga saat ini di sejumlah negara sudah terdeteksi yakni seperti Hong Kong. Bahkan pasien pertama Covid-19 varian Omicron di Hong Kong diduga menularkan virus melalui masker katup udara.
Berikut ini 3 fakta masker katub yang jadi penyebab penularan varian baru Omicron yang di dari berbagai sumber.
1. Masker Katub Penyebab Pasien yang Terinfeksi Varian Omicron di Hongkong
Salah satu pasien yang ditemukan di Hongkong yang terterinfeksi varian Omicron dari investigasi ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung menemukan bahwa pasein tersebut sebelumnya memakai masker katup saat bepergian.
"Masker ini agak egois... ketika udara dihembuskan melalui klep udara, tidak disaring, itu tidak baik," katanya.
Baca Juga: Mengenal Virus Sepsis dan Cara Penanganannya yang Sempat Buat Chicco Jerikho Kritis
2. Masker Katub Tidak Melindungi dari Varian Omicron
Bahkan Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC) mengimbau agar masyarakat untuk tidak menggunakan masker katup. Sebab, masker itu tak bisa melindungi pengguna dari Covid-19.
Bahkan, ,asker sebenarnya hadir dengan katup yang mempermudah pernapasan. Namun, masker ini tak bisa sepenuhnya melindungi Anda dari penularan virus, termaasuk Covid-19 varian Omicron.
"Masker berkatup memang terasa lebih nyaman digunakan. Namun, Anda tidak melindungi orang-orang sekitar Anda. Kami sangat tidak menyarankan masyarakat menggunakan masker berkatup," ungkap Ahli Penyakit Menular Maybeth Sexton, seperti dikutip CNN, September 2020 silam.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa katup pada masker membuat aliran udara bisa dengan mudah keluar dan masuk.
"Kami sangat tidak menyarankan masyarakat menggunakan masker berkatup," tegas Sexton.
3. Masker Katub Sangat Beresiko
Menurut ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) mengatakan bahwa penggunaan masker paru memang berisiko. Untuk saat ini, masker rangkap alias double mask lebih disarankan.
"Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan," ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K).