Mengenal Anantasena, Tokoh Wayang Jawa Dikenal Sakti dan Kebal Namun Tidak Punya Tata Krama

Mengenal Anantasena, Tokoh Wayang Jawa Dikenal Sakti dan Kebal Namun Tidak Punya Tata Krama

Ekel Suranta Sembiring
2021-10-18 02:35:18
Mengenal Anantasena, Tokoh Wayang Jawa Dikenal Sakti dan Kebal Namun Tidak Punya Tata Krama
Wayang Anantasena (foto: Twitter/ @ach_zacky)

Banyak tokoh wayang Jawa menarik untuk dikenali lebih jauh dan mengetahui kisahnya. Pasalnya, dari cerita kisahnya itu dapat kita jadikan sebagai pelajaran kepada kehidupan kita.

Nah, kali ini kita akan membahas salah satu tokoh wayang Jawa bernama Anantasena. Bagi kamu yang ingin mengenali tokoh wayang ini, langsung saja simak berikut ini:

Baca Juga: Mengenal Dewi Srikandi, Tokoh Wayang Jawa Handal Olah Panah dan Memiliki Tekad Kuat

Silsilah Anantasena


Dalam pewayangan, Anantesana sering disingkat Antasena itu disebut putra bungsu Bimasena (Werkudra) dan Dewi Urangayu putri dari Batara Baruna. 

Konon, salah satu tokoh wayang Jawa ini merupakan ciptaan para pujangga Jawa yang disisipkan ke dalam kisah Mahabharata, suatu wiracarita kuno karya Krishna Dwaipayana Byasa dari India, yang sering diadaptasi menjadi cerita pewayangan.

Nama Anantasena maupun Antasena tidak ditemukan dalam naskah asli Mahabharata berbahasa Sanskerta (diterjemahkan oleh Kisari Mohan Ganguli).

Kisah Anantasena


Dalam pewayangan, saat dalam kandungan ayahnya meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri Amarta.

Saat Antasena masih dalam kandungan, Kahyangan Suralaya diserbu oleh Prabu Dewa Kintaka dari Kerajaan Guwacinraka yang bemaksud untuk merebut dan menikahi Batari Kamaratih.

Antasena yang masih dalam kandungan, dikeluarkan oleh Sang Hyang Narada, dan diajukan ke peperangan. Berkat perlindungan Sang Hyang Wenang, Antasena mampu mengalahkan Prabu Dewa Kintaka dan pasukannya. 

Setelah mampu mengalahkan musuh kahyangan, Antasena diserahkan kepada Sang Hyang Antaboga untuk dididik menjadi satriya. 

Setelah dewasa ia berangkat menuju Kerajaan Amarta untuk menemui ayah kandungnya. Saat itu para Pandawa sedang mempersiapkan pesta, karena Pandawa nomor tiga, Arjuna akan menikahkan salah satu putrinya Dewi Pergiwati, dengan putra mahkota Karajaan Amarta yaitu bernama Raden Pancawala, yang merupakan putra Pandawa nomor satu Yudhistira.

Pernikahan antar saudara sepupu tersebut nyaris gagal karena ulah Begawan Durna yang berniat untuk menjodohkan Pergiwati dengan putra mahkota Hastina, Raden Lesmana Mandrakumara. Berkat bantuan Antasena, Pancawala berhasil melarikan Pergiwati dan terlindungi dari amukan Kurawa. Setelah kejadian tersebut Arjuna akhirnya sadar, dan meresmikan pernikahan Pancawala dengan Pergiwati.

Beberapa tahun setelah pernikahan antara Pancawala dengan Pergiwati, Antasena kemudian menikahi sepupunya yang bernama Dewi Janakawati yang juga putri Arjuna, setelah bersaing dengan Setyaka dan Lesmana Mandrakumara.

Baca Juga: Mengenal Sadewa, Tokoh Wayang Jawa Mahir Bidang Astromomi dan Bersifat Bijaksana

Kesaktian, Sifat dan Wujud Anantasena


Dalam pewayangan, Anantasena digambarkan memiliki kesaktian mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.

Sifat Anantasena antara lain polos dan lugu, tetapi teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan bahasa ngoko sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.

Dalam pewayangan, Antasena disebut memiliki wujud bermata thelengan, hidung bentulan, bentuk mulut salitan brengos, mempunyai jenggot dan wok, bentuk jari tangan driji jalma, arah wajah lurüh, memiliki pupük yang berada di atas kening, posisi kaki jangkah.

Sunggingan badan berwarna emas, sedangkan wajahnya berwarna emas, hijau muda, biru muda atau putih. Antasena mempunyai bentuk badan sedang, bersuara sedang.

Antasena juga disebut menggunakan busana irah-irahan gelung sapit urang, sumping mangkara, kalüng penanggalan, kelat bahu ngangrangan, gelang tangan candrakirana, gelang kaki ngangrangan, ada yang menggunakan celana cekak cindhe dan memakai kain jangkahan satriya, konca bayu, bermotif poleng.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30


Hasil Riset Puspenpol Sebut FYP TikTok Jadi Game Changer Politik Indonesia

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 14, 2024 13:02:26


Foto: GBK Jadi Lautan Biru di Kampanye Prabowo-Gibran

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 10, 2024 20:14:24