Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan penyelidikan internal terkait dugaan penindasan dan pelecehan seksual yang menimpa salah satu karyawan berinisial MS.
Dimana, diketahui ada 7 nama yang disebutkan sebagai pelaku perundungan dan pelecehan seksual. Ia tak merincikan apa saja yang akan diperiksakan, serta detail investigasi internal tersebut.
"Iya ada investigasi internal pada 7 orang, nanti saya umumkan kelanjutannya ya," kata Ketua KPI Pusat Agung Suprio.
Namun Agung mengatakan belum menjelaskan lebih jauh sanksi atau hukuman apa yang akan diberikan pada terduga kasus pelecehan seksual dan perundungan tersebut. Agung hanya menegaskan sanksi akan diberikan sesuai peraturan kepegawaian.
"Sanksinya sesuai aturan kepegawaian, memang ada sanksi pemecatan," ungkap Agung.
Dimana, berdasarkan Peraturan KPI Nomor 1/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan, sanksi pegawai KPI terkait pelanggaran tata tertib dapat berupa sanksi, teguran tertulis, pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap.
Baca Juga: Tak Hanya Pelecehan Seksual, Korban Juga Dipukul, Dimaki hingga Dibully Sejak 2011 di KPI Pusat
"KPI Pusat akan menindak tegas pelaku apabila terbukti melakukan tindak kekerasan seksual dan perundungan terhadap korban sesuai hukum yang berlaku," kata Agung.
Diberitakan sebelumnya, bahwa seorang pegawai KPI Pusat berinisial MS menyebut perundungan dan pelecehan seksual yang dialaminya di kantor KPI Pusat sudah terjadi sejak tahun 2012. Perundungan yang dialami MS antara lain seperti makian dan pemukulan.
Kemudian, di tahun 2015, MS mengaku mendapatkan pelecehan seksual. Di mana para pelaku sampai menelanjangi dan mencoret-coret organ intimnya menggunakan spidol.
"Mereka melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol," ungkap MS dalam pesan berantai yang dia kirimkan karena merasa sebagai jalan terakhirnya.
"Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu," imbuhnya.