Dunia penerbangan tanah air sedang berduka, pasalnya kapten wanita pertama Indonesia, pilot dari maskapai Airfast Indonesia bernama Capt. Hj. Cipluk Indah Yuliani Martono bahwa fakta meninggal dunia Cipluk usai terpapar virus corona (Covid-19).
Diketahui, kapten pilot wanita pertama Indonesia itu meninggal setelah dirawat di ruang ICU selama dua hari. Jenazah disemayamkan di Rumah Sakit Mintoharjo, Jakarta.
Fakta lain mengatakan bahwa tak hanya positif covid-19 ada sakit lain yang diderita cap. Indah yakni kandung kemih pecah mengakibatkan pilot perempuan pertama di Indonesia, Kapten Indah Yuliani akhirnya harus mengembuskan napas terakhirnya.
Baca Juga: Penerbangan Indonesia Berduka, Kapten Pilot Wanita Pertama Meninggal Dunia
Bahkan anak kapten Indah mengatakan, tak ada yang menyangka jika ibunya bisa ikut terpapar virus corona atau Covid-19. Hal itu baru diketahuinya ketika pilot perempuan pertama ini akan terbang.
"Jadi kan setiap mau terbang prosedurnya harus swab dulu, makanya tanggal 26 Agustus pagi periksa," ujarnya pada Sabtu 12 September 2020.
Dari hasil pemeriksaan itu, kata Janur, esok harinya sang ibu dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi.
Namun pada 30 Agustus kemarin, karena demam dan sakit kepala, kapten Indah pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
"Langsung masui ruang ICU dan dipasangi ventilator," ujarnya.
Setelah dua hari mendapatkan perawatan di ruang ICU, sambung Janur, kondisi sang ibu sudah semakin membaik. Bahkan alat ventilator yang sebelumnya dipasang sudah dicopot dokter dan berencana akan dipindahkan dari ruang ICU.
"Saat itulah ibu mengeluhkan perutnya sakit, sampai akhirnya harus diambil tindakan USG," tuturnya.
Baca Juga: Biografi Lengkap Kapten Indah Yuliani, Pilot Wanita Pertama Indonesia
Dari hasil pemeriksaan USG, diketahui ada benjolan di dalam perut di kandung kemihnya. Dan pada pagi harinya pecah dan menyebabkan pendarahan sampai malam.
"Pendarahan banyak banget dari kemarin sudah mau transfusi darah cuma katanya nggak ketolong lagi," imbuhnya.
Janur juga menambahkan, bahwa berdasarkan keterangan dokter, kondisi ibunya kala itu sudah semakin membaik. Pasalnya, kesembuhan atas Covid-19 yang dideritanya hanya tersisa 10 persen.
Sumber:Kumparan/detik/pikiranrakyat