Harvard School of Public Health baru saja merilis hasil penelitian tentang kopi. Hasilnya cukup menarik, dalam hasil penelitin disebutkan kebiasaan mnum kopi ternyata bisa menekan resiko bunuh diri hingga 50 persen.
Kopi memang menjadi sajian nikmat di pagi hingga malam hari. Sajian kopi selalu enak dinikmati saat sendiri atau pelengkap obroloan dengan teman-teman.
Baca juga: Sosok Amanda Manopo yang Putuskan Vakum dari Dunia Hiburan, Sakit?
Secara mum, kopi bisa dibedakan dalm dua jenis; yaitu arabika dan robusta. Kopi yang sehat dinikmati tanpa gula sebagai pemanis tambahan. Adapun manfaat meminumkopi diantaranya bertindak sebagai zat antioksidan yang baik untuk imunitas tubuh.
Namun tidak hanya itu, fakta lain menujnjukan bahwa kopi bisa menurunkan resiko bunuh diri. Hal ini diungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh arvard School of Public Health.
Merujuk World of Buzz 13 Agustus 2020, peneliti mengungkap kebiasaan minum kopi setiap hari dapat menurunkan risiko bunuh diri sebanyak 50%.
Ini merupakan penelitian serisu yang merujuk pada data 2 Juli 2020 lalu. dan sumber lain yang mempekuat data penelitian diantaranya:
1. Penelitian pada Health Profesionals Follow-Up Study (1998-2008) yang dilakukan pada 43.599 orang pria.
2. Penelitian pada Nurses Health Study (1992-2008) yang dilakukan pada 73.820 orang wanita.
3. Penelitian pada Nurses Health Study II (1993-2007) yang dilakukan pada 91.005 orang wanita.
Hasil penelitian menunjukan manfaat kopi sebagai penekan resiko bunuh diri berlaku untuk lakai-laki dan juga perempuan. Penelitian ini telah dipublish di The World Journal of Biological Psychiatry pada 2 Juli 2020 lalu.
Baca juga: Kisah Juru Parkir Nekat Curi Motor Demi Beli Hp untuk Anak
Hasil lain dari penelitian ini juga menunjukan bahwa orang dewasa yang minum kopi 2-4 cangkir tiap hari memiliki risiko lebih rendah untuk bunuh diri, dibanding mereka yang tak minum kopi ataupun kandungan kafeinnya sedikit.
Adapun penjelasan ilmiah, peneiti menguraikan bahawa efek minum kopi dimana kafein dapat merangsang sistem saraf pusat menjadi stimulus terbentuknya antidepresan ringan dengan meningkatkan produksi neurotransmiter di otak. Seperti serotonin, dopamin, dan noradrenalin. Hal inilah yang membuat risiko seseorang untuk bunuh diri lebih rendah.
Sumber: detik
