Sebuah unggahan di media sosial Facebook yang isinya dinilai "menghina" Nabi Muhammad S.A.W. di Facebook diduga menjadi pemicu bentrokan yang menewaskan dua orang di India.
Laporan media mengatakan dua orang itu tewas tertembak.
Dilansir dari AFP, Rabu 12 Agustus 2020, aparat keamanan setempat mengatakan bentrokan yang terjadi pada Selasa 11 Agustsu 2020 tersebut melibatkan polisi dan ribuan pengunjuk rasa.
Setidaknya 60 petugas terluka ketika kerumunan yang marah menyerang kantor polisi, membakar kendaraan dan rumah seorang anggota parlemen setempat yang keponakannya diduga bertanggung jawab atas unggahan media sosial itu.
Baca Juga: Sosok Alyssa Milano, Unggah Bukti Mengerikannya Corona: Tolong Anggap Ini Serius Pakai Masker
Gambar-gambar di media setempat memperlihatkan pengunjuk rasa mencoba menerobos ke gedung polisi dan meneriakkan slogan-slogan di luar rumah politisi tersebut.
Pihak kepolisian menagatakan, mereka melepaskan tembakan peluru tajam dan gas air mata ke kerumunan massa yang melakukan kekerasan. Tiga orang terluka parah dan seorang reporter terluka.
Komisioner Kepolisian Bangalore, Kamal Pant, menulis di Twitter bahwa keponakan anggota dewan perwakilan setempat telah ditangkap karena membuat unggahan tersebut. Selain itu sekitar 100 orang lainnya juga ditangkap karena melakukan bentrokan dan pembakaran.
Saat ini situasi dilaporkan sudah terkendali.
Baca Juga: Fakta-fakta Terbaru Kasus Jerinx, Langsung Ditahan dan Terancam 5 Tahun Penjara
Dilansir dari CNN, Secara resmi, India adalah negara sekuler tapi memiliki sejarah panjang kekerasan antara mayoritas Hindu dan minoritas Muslim.
Pada awal tahun ini, lebih dari 50 orang tewas dalam kerusuhan agama di New Delhi dengan sebagian besar korbannya adalah masyarakat Muslim.
Sementara itu larangan keramaian diberlakukan di beberapa daerah kota pada Rabu 12 Agustus 2020, dengan hampir 10 ribu polisi berpatroli di jalan-jalan untuk menjaga ketertiban.
Bangalore dikenal sebagai Silicon Valley-nya India dan merupakan rumah bagi komunitas Muslim yang cukup besar di antara delapan juta penduduk.
Sumber: CNN, Detik, Kompas
