Setiap daerah di Indonesia punya makam yang dikeramatkan, mulai dari kuburan keluarga, ulama, habib, atau pejuang. Bahkan, kebanyakan orang mengaitkan makam keramat dengan hal-hal mistis.
Seperti halnya di di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut). Di sini ada satu makam yang dikeramatkan warga sekitar karena diakui merupakan makam anak raja.
Dilansir dari Liputan6.com bentuknya tidak seperti makam pada umumnya. Dulunya di situ hanya terlihat tumpukan bebetuan besar. Oleh warga sekitar, makam keramat itu direnovasi dengan dicor dan diberi atap sehingga terlihat seperti makam keramat pada umumnya.
Warga sekitar mengakui bahwa makam keramat itu seperti hidup, kian hari makin tinggi. Hal ini dijelaskan oleh salah seorang pemangku adat, atau dalam bahasa Gorontalo disebut bate, masyarakat mejelaskan memang kuburan itu dikeramatkan.
Baca Juga : Raja Ilato, Sosok Kakek Tua Berjenggot Panjang yang Bisa Menghilang Penjaga Bumi Gorontalo
Baca Juga : Ju Panggola, Sosok Penjaga Bumi Gorontalo yang Penuh Misteri
Baca Juga : Kisah Misteri Ikan Nike, dari Gumpalan Darah Jadi Ulat yang Pernah Gemparkan Gorontalo
Kuburan itu dikeramatkan, karena itu merupakan kuburan raja Blongkod atau raja Atinggola. Kuburan tersebut setiap tahun bertambah tinggi seperti hidup. Hingga kini, belum ada warga yang bisa membuktikan secara rasional mengapa keburan itu makin hari tingginya bertambah dan sedikit bergeser.
Dimana, pernah terjadi kejadian pada 2002, pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) melakukan penelitian di makam tersebut. Mereka mengatakan bahwa di dalam tanah itu terdapat bebatuan hidup. Saat itu, pihak BPCB ingin membongkar makam itu demi memastikan apakah di dalam tanah itu ada batu hidup seperti yang mereka perkirakan.
Namun, saat alat berat berupa ekskavator tiba di lokasi, tiba-tiba mesinnya mati secara misterius dan sudah tidak bisa dihidupkan lagi hingga kemudian pembongkaran makam itu batal.
Akhirnya, masyarakat sekitar lebih meyakini bahwa itu merupakan makam anak raja Blongkod yang dikeramatkan. Hingga kini, makam tersebut terus dirawat warga sekitar dan selalu dikunjungi ketika perayaan hari besar Islam di Kecamatan Atinggola.