Dualisme kepemimpinan di Keraton Solo kembali menjadi perhatian publik, terutama setelah Kadin Solo menyoroti potensi dampaknya terhadap perekonomian dan pariwisata kota. Menurut Kadin, stabilitas budaya dan sosial memiliki peran penting dalam menciptakan iklim usaha yang sehat, sehingga setiap bentuk konflik berkepanjangan dapat menimbulkan ketidakpastian bagi berbagai sektor.
Kadin menilai bahwa Keraton Surakarta bukan sekadar simbol budaya, tetapi juga salah satu magnet utama pariwisata di Solo. Banyak agenda budaya, prosesi adat, dan kegiatan seni yang bergantung pada harmonisasi internal Keraton. Jika dualisme terus berlanjut, dikhawatirkan akan mempengaruhi penyelenggaraan acara-acara tersebut dan pada akhirnya mengurangi minat wisatawan.
Dari sisi ekonomi, pelaku usaha lokal disebut sangat sensitif terhadap isu stabilitas. Ketegangan berkepanjangan di lingkungan Keraton dapat memicu kekhawatiran investor dan menahan laju kegiatan bisnis. Kadin menegaskan bahwa kepastian situasi menjadi salah satu faktor terpenting bagi pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga perlu upaya bersama untuk meredam konflik.
Kadin juga menyoroti peran UMKM yang selama ini mendapat banyak manfaat dari aktivitas budaya Keraton. Banyak pengrajin, pedagang kuliner, hingga penyedia jasa pariwisata yang menggantungkan pendapatan pada momentum acara adat maupun kunjungan wisata. Karena itu, keberlangsungan aktivitas budaya sangat terkait dengan kelancaran roda ekonomi masyarakat.
Di akhir pernyataannya, Kadin Solo mengajak seluruh pihak terkait untuk mengutamakan dialog dan mencari solusi yang menjaga keutuhan nilai budaya Keraton. Menurutnya, kestabilan internal Keraton tidak hanya penting bagi pelestarian tradisi, tetapi juga bagi masa depan ekonomi dan pariwisata Kota Solo. Dengan situasi yang kondusif, kota ini diyakini dapat terus berkembang sebagai pusat budaya yang produktif dan berdaya saing
