Kode Creative Hub menggelar webinar yang bertajuk Startup
Depok Meetup Batch 11 melalui Zoom pada Jumat, 31 Maret 2023. Acara ini
menghadirkan CMO MAJA Labs Muhammad Ibnu Adam sebagai pembicara.
Webinar tersebut mengangkat tema Perkembangan Web 3 dan Dunia Digital sebagai inti topik pembahasan. Untuk diketahui, KODE Creative Hub sendiri adalah bentuk Transformasi CODE Margonda yg menjadi generasi awal pencetus creative hub sebagai penggerak ekosistem startup di indonesia dari 2010. KODE Creative Hub telah melahirkan dan menjadi tempat awal para founder startup belajar dan berkolaborasi.
Baca juga: Pembicara di Seminar Nasional IDB Bali, Co Founder MAJA Labs Ibnu Adam: Generasi Muda Harus Siap Mengisi Peluang
Perkembangan Web3 di Indonesia
Dalam sesi webinar ini, Ibnu Adam menjelaskan tentang bagaimana
Web3 kini semakin berkembang di tanah air. Bersama MAJA Labs, Adam juga menjadi
salah satu tokoh yang gencar membangun ekosistem Web3.
Web3 sendiri adalah sebuah inovasi internet jenis baru yang
dibangun menggunakan teknologi blockchain. Teknologi ini memiliki sejumlah
kelebihan seperti keamanan data, skalabilitas, privasi bagi pengguna, hingga
kecerdasan buatan (AI).
Dalam sesi diskusinya, Adam mengungkapkan bahwa perkembangan
Web3 di Indonesia cukup positif. Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan
pengguna Web3 yang mendominasi secara global.
“Secara data Indonesia potensial, ini aku dapet data dari
internasional event, jadi Indonesia ini pengguna Web3 udah banyak bahkan cukup
besar dan dia nge-lead (memimpin). Tapi apa yang digunakan oleh orang
Indonesia, ternyata mereka mainnya kripto,” ujar Adam.
Sementara itu, sekitar tahun 2020 Adam menjelaskan bahwa pengguna
Web3 di Indonesia mulai beranjak ke sosial case seperti NFT, AR, dan VR.
Web3 Hadirkan Fitur Baru di Medium Digital yang Biasa Digunakan Masyarakat
Masyarakat tentu telah terbiasa dengan medium digital
seperti sosial media, blog, mobile hingga search engine yang digunakan saat
ini. Dengan adanya perkembangan Web3 maka medium yang biasa kita gunakan dapat
mengadopsi kemampuan-kemampuan baru seperti Internet of Things yang lebih
canggih, Artificial Intelligence (AI) yang lebih maju, penerapan Big Data,
hingga Blockchain.
“Bayangin medium yang tadi kita sudah familiar, dari
fitur-fitur Web 3 ini ada Internet of Things, ada Artificial Intelligence (AI),
ada Big Data, hingga Blockchain. Bayangin medium tadi bisa mengadopsi fitur-fitur
ini, ini baru teknologinya ya,” kata Adam.
Beberapa contoh aplikasi atau platform Web3 yakni aplikasi
pembayaran yang terdesentralisasi, Supply Chain Management, Aplikasi yang
menggunakan AI, Aplikasi Voting, AR dan VR di Metaverse dan banyak lagi.
Business Model Web3 Belum Terbentuk
Sayangnya, perkembangan Web3 saat ini masih disertai dengan
sejumlah masalah yang ada. Tentunya hal ini menjadi wajar mengingat inovasi
Web3 sendiri merupakan sesuatu yang baru dan perlu penyesuaian.
“Di Web 3 ini secara teknologi ini sebenarnya masih mahal, secara business model belum terbentuk setting dan ekosistemnya karena masih baru. Secara marketing masih dipilih-pilih untuk strateginya karena produknya mirip-mirip tapi tak sama sehingga perlu dibedakan strateginy,” ungkap Adam.
Baca juga: Art Basel Hong Kong, Founder MAJA Labs Adrian Zakhary: Saya Banyak Belajar soal Seni Kelas Dunia
Permasalahan lainnya adalah komunitas dan networking dari Web3 ini masih belum banyak karena banyak masyarakat yang masih awam. Yang terakhir, Web3 menggunakan aset kripto yang secara kepemilikan.