Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek) akan menerapkan Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe. Hal ini disampaikan langsung oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Baca Juga: Resep dan Cara Lengkap Membuat Soto Lamongan, Makanan Kesukaan Menkedikbud Nadiem Makarim
Tidak Ada Lagi Jurusan IPA, IPS atau Bahasa
Nadiem Makarim mengatakan, Kurikulum Prototipe akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. Sehingga nantinya di sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa.
“Program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,” kata Nadiem secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Nadiem menjelaskan, siswa nantinya bebas memlih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA. Sehingga tidak lagi akan terkatagorikan dalam kelompok jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.
“Ini salah satu keputusan atau choice atau pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih,” ucapnya.
Kurikulum Merdeka akan Diterapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023
Nadiem mengatakan, Kurikulum Merdeka nantinya akan diterapkan di tahun ajaran 2022/2023. Ia mengatakan, sekolah tidak akan dipaksakan untuk mengikuti kurikulum itu, namun diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang sesuai kesiapannya.
Baca Juga: Ini Profil Guru Honorer yang Nangis ke Nadiem Makarim karena Digaji Rp100 Ribu Per Bulan
Konsep Kurikulum Merdeka Banyak Dikapai di Negara Maju
Nadiem mengatakan, saat ini konsep kurikulum merdeka sudah banyak dipakai di negara-negara maju. Menurut Nadiem, guru akan diberikan kewenangan untuk menentukan alur pembelajaran melalui kurikulum baru ini.
“Jadinya guru ini bisa memilih kalau misalnya guru itu merasa dia mau lebih cepat, itu bisa. Kalau guru itu merasa dia mau pelan-pelan dikit untuk memastikan dari ketinggalan, juga bisa,” kata Nadiem.