Yuk kita cek data lengkapnya terkait kabar keterlibatan Menteri BUMN dan beberapa menteri lain yang dituduh berbisnis PCR. Setelah dicek ternyata kabar tersebut tendensius dan mulai marak menjadi hoaks dengan tuduhan-tuduhan yang keji.
Pada kenyataannya, kebenaran atas tudingan tersebut dibuka lebar oleh Merujuk pernyataan Staf Menteri BUMN Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Dengan tegas Arya menjawab kabar tersebut tidak benar adanya.
Baca juga: Klarifikasi Luhut dan Erick Thohir soal Hoaks Bisnis PCR, Jangan Terpolarisasi
Kabar Tendensius
Staf Menteri BUMN Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menanggapi kabar miring yang menimpa Menteri BUMN Erick Thohir soal berbisnis PCR. Arya menegaskan bahwa hal tersebut kabar yang tendensius dan tidak benar secara data dan fakta.
"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius. Bisa kita lihat dari data, sampai kemarin tes PCR itu mencapai 28,4 juta di seluruh Indonesia. Sementara PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu," tegas Arya.
Cek Data dan Kebenaran
Jika merujuk pada data lengkapnya, kabar soal berbisnis PCR tidak benar adanya. Ditegaskan bahwa sejak menjadi menteri, Erick Thohir sudah tidak lagi mengurus bisnis karena fokus pada pekerjaan-pekerjaan di Kementerian BUMN. Selain itu secara data perusahaan yang dikaitkan dengan Erick Thohir sangat minim keterlibatan dalam bisnis BCR.
"Pak Erick Thohir sejak jadi menteri tidak aktif lagi aktif di urusan bisnis dan di urusan yayasan seperti itu. Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR jauh sekali," tegasnya.
"GSI itu hanya 2,5% melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu Yayasan kemanusiaan Adaronya hanya 6% [memegang saham PT GSI]. Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR," ungkapnya.
Baca juga: Sosok dan Fakta Lengkap Ade Armando, Sebut Tak Ada Perintah salat 5 Waktu di Al-Quran
Tudingan Bisnis PCR
Kabar tendensius pertama kali diumbar oleh mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto di media sosial Facebook. Dirinya menuduh sejumlah menteri terlibat dalam bisnis PCR. Tidak hanya tudingan, dirinya juga sebutkan nama perusahaan dan data penjualan PCR.
"Gunakan akal sehat. Seorang Menko Marives merangkap jabatan sebagai Koordinator PPKM. Dia pucuk pimpinan dalam hal kebijakan Covid-19 dan investasi. Lalu, seorang Menteri BUMN merangkap Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menteri Kesehatannya bekas Wakil Menteri BUMN," tulisnya di Facebook seperti dikutip Rabu 3 November 2021.
"Tapi, menteri itu ternyata terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Sameday (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu)," sambungnya.