Berikut adalah potret Jinwar, suatu desa di Kurdish, Syuriah yang hanya dihuni oleh kaum wanita dan anak-anak. Mereka merupakan perempuan dan anak-anak korban perang, KDRT hingga kekerasan seksual yang diungsikan di satu tempat bernama Jinwar.
Berikut correcto sajikan untuk Kamu potret suasana desa Jinwar di kawasan Kurdish Suriah yang sama sekali tidak ada kaum pria. Sebuah tempat khusus kaum wanita untuk hidup aman dan damai tanpa seorang laki-laki.
Baca juga: Pengungsi Palestina-Suriah Bertahan di Kamp Padat di Tengah Virus Corona
1. Jinwar ternyata bahasa Kurdi yang berarti tanah atau suatu wilayah yang hanya dihuni oleh kaum wanita. Desa tersebut berada di kawasan Kurdish, Suriah. Desa tersebut menampung perempuan korban kekerasan seksual dan anak-anak korban perang di Suriah
2. Sejarah Desa Jinwar bermula saat tahun 2018. Di Hari Perempuan Internasional mulai dikondisikan satu wilayah yang awalnya hanya menampung sekitar 5 keluarga korban kekerasan seksual dan korban perang. Perlahan wilayah tersebut mulai dihuni oleh wanita-wanita janda yang ditinggal para suami yang berperang melawan ISIS
3. Jinwar betul-betul sebuah desa yang hanya dihuni oleh kaum wanita. Bahkan mereka bersatu padu untuk membuat sistem di wilayah tersebut agar bisa hidup aman dan tenteram tanpa pria. Pekerjaan kasar seperti mencangkul pun mereka kerjakan
4. Ini merupakan desa yang unik, desa dimana tidak ada budaya-budaya patriarki. Desa dimana semua hak semua warganya dijamin walau berbeda suku, ras dan agama. Jinwar adalah sebuah desa wanita yang mandiri tanpa pria
5. Beberapa aktivitas yang rutin dilakukan untuk saling membantu bertahan hidup adalah dengan bertani. Dalam foto ini tampak terlihat para wanita saling bahu-membahu berkebun hingga bertani tanam. Hasil tani akan dijual dan untuk dipakai kebutuhan bersama
6. Di Desa Jinwar sama sekali tidak ada laki-laki. Semua pekerjaan kasar yang umumnya dikerjakan laki-laki, di desa dikerjakan oleh perempuan. Seperti dalam foto berikut sekelompok perempuan saling membantu membangun rumah, meningkat, dan menurun batu hingga bisa menjadi satu bangunan
Baca juga: Ditengah Pandemi Virus Corona Bom Meledak di Kota Afrin, Suriah, yang Tewaskan 40 Warga Sipil
7. Beberapa wanita di desa ini bahkan sudah tidak memiliki keinginan untuk menikah. Mereka sudah merasa nyaman dan tenang hidup tanpa seorang laki-laki di desa tersebut. Suasana terasa lebih damai dan nyaman
8. Wanita-wanita lainnya merasa lebih bebas berekspresi dalam hal berpakaian, tanpa harus dicambuk dan disiksa oleh para suami mereka atau para militan ISIS. Sebelumnya mereka yang tidak memakai pakaian tertutup dan berwarna hitam akan dicambuk. Tapi terlihat dalam gambar berikut para wanita bebas dalam mengenakan gaya pakaian