Keraton Surosowan yang berada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, kawasan Banten Lama selain erat dengan sejarah penjajahan, juga memiliki cerita mistis. Konon, di lokasi Keraton Surosowan itu dipercaya dihuni macan gaib bernama Si Kapuk dan Si Kumbang.
Mengutip dari Chijs, 1881:43, macan berwarna putih dan hitam itu ingon-ingon atau peliharaan Sultan pada masa lalu. Bahkan, macan peliharaan Sultan tersebut masih bisa ditemui dengan melakukan ritual-ritual tertentu.
Baca Juga: Cerita Mistis Seorang Perawat Jenazah di RSUD Karanganyar, Mengaku Pernah Diikuti Lelembut
"Kita bisa ketemu bisa pas tengah malam, pukul 01.00 Wib atau 02.00 Wib di alun-alun Banten Lama. Kemudian membaca shalawat, macan itu akan muncul. Pernah ada orang yang tidak percaya," ujar (alm) Ismetullah Al Abbas, Sultan Banten.
Dia mengatakan, “Masak usia macan berapa tahun?”. Sehabis berkata seperti itu, tiba-tiba kesurupan.
"Kejadian lain, sepasang suami istri ziarah ke makam Maulana Hasanudin. Sepulang dari ziarah setelah magrib sampai ke rel kereta api sekitar 500 meter dari makam, tiba-tiba istrinya tidak bisa bicara," sambungnya.
Ismet menambahkan, kedua pasutri itu kembali lagi dan meminta tolong pada ayahnya di masjid Agung Banten.
"Ayah saya kemudian masuk ke makam, ziarah sebentar, membawa air wasiat lalu diminumkan ke perempuan itu. Ajaib, seketika langsung bisa bicara," imbuhnya.
Peristiwa gaib lain dilihat oleh kakak saya. Suatu malam, kakak saya melihat ada jamaah sholat pakai baju putih-putih di depan keraton Surosowan. Jamaah itu jalan ke sungai Kepandean lalu hilang.
Diketahui, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels berhasil meruntuhkan Keraton Surosowan dan Masjid Banten dalam serangan yang berlangsung pada 21 November 1808.
Serangan itu dilakukan dilakukan Daendels ke Kesultanan Banten akibat sikap Sultan yang menolak mengirimkan seribu pekerja paksa setiap harinya ke Batavia untuk membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon.
Baca Juga: Cerita Mistis Tempat Wisata Batu Ular di Talaud, Tempat Keramat dan Pernah Makan Korban Jiwa
Alasan Kesultanan Banten menolak permintaan Daendels itu kerena, para pekerja rodi banyak yang tewas karena terkena hama beracun dan penyakit malaria lantaran lokasi pengkalan angkatan laut tersebut berada di rawa-rawa.
Keadaan ini membuat Daendels marah dan menuduh Mangkubumi Wargadiraja sebagai biang keladi larinya pekerja-pekerja itu. Dia pun meminta Kesultanan Banten menyerahkan Patih Mangkubumi Wargadiraja ke Batavia. Kemudian, Sultan diminta supaya segera memindahkan keratonnya ke daerah Anyer, karena Surosowan akan dijadikan benteng Belanda.