Baru-baru ini sebuah kelompok mengatasnamakan Ganjarits (Ganjar Pranowo Menuju Indonesia Satu) mendeklarasikan mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (Capres) di 2024 mendatang.
Salah satu pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan bisa atau tidaknya Ganjar maju sebagai Capres tergantung dari dinamika yang ada saat ini. Pasalnya hal tersebut bakal mempengaruhi elektabilitas Gubernur Jawa Tengah tersebut.
“Tergantung dari dinamika politik yang terjadi kedepan. Dan tergantung apakah dia bisa naikkan elektabilitasnya,” kata Ujang, Kamis (3/6/2021).
Ujang pun mengingatkan masa jabatan Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah akan berakhir di tahun 2023. Dimana akan ada jeda kurang lebih satu tahun untuk menuju perhelatan kepala negara.
“Kita tahu, 2023 Ganjar akan selesai jadi gubernur, ini juga akan jadi masa sulit tuk naikkan elektabilitas. Karena tak punya posisi. Sedangkan Pilpres di 2024,” ungkap Ujang.
Lebih lanjut, terkait terbentuknya Ganjarits diyakini Ujang bukanlah dari lingkaran Ganjar. Namun bisa saja pihak lain yang ingin menjatuhkan pribadi dari Ganjar.
“Tapi bisa pihak lain yang yang benci ke Ganjar. Deklarasi tersebut tujuannya untuk mendeskreditkan Ganjar, agar Ganjar makin tak disukai oleh elite PDIP,” tukas Ujang.
Baca Juga: Erick Thohir Tegaskan Indonesia Mandiri Buat Vaksin dalam Negeri
Diberitakan sebelumnya, Kelompok Ganjar Pranowo Menuju Indonesia Satu (Ganjarist) tiba-tiba muncul dan mendeklarasikan mendukung Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo maju menjadi calon presiden (Capres) di tahun 2024 mendatang.
"Kami menyepakati untuk mengusung Pak Ganjar Pranowo sebagai salah satu putra terbaik bangsa yang kira-kira paling kompatibel yang bisa melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Pak Jokowi. Ini saatnya berarti harus ada kandidat yang lebih fresh, lebih punya kapabilitas yang kira-kira kompatibel dengan Pak Jokowi," ujar Ketua Umum (Ketum) Ganjarist Mazdjo Pray, dalam jumpa pers di Hotel Neo+, Jakarta Selatan, Selasa (1/6).
Mazdjo menegaskan Ganjarist terbentuk bukan atas permintaan Ganjar, melainkan inisiatif dari para relawan. Menurutnya, Ganjar mustahil membuat kelompok relawan pendukung mengingat baru-baru ini diterpa kisruh politik.
Baca Juga: PDIP Sebut Prilaku Bupati Alor Terhadap Mensos Risma Brutal dan Ingin Dikenakan Sanksi Hukum
"Kita membentuk Ganjarist ini bukan atas permintaan Pak Ganjar. Tapi kita dorongan moral, politik baik hati. Kita akan membantu mengekspos hasil-hasil kerja, kreativitas Pak Ganjar di Jawa Tengah ke seluruh Nusantara, kurang-lebih gitu. Bukan suruhan," jelasnya.
"Pak Ganjar mungkin mikir juga, dengan situasi kemarin, beliau juga tidak akan melakukan hal itu. Dan belum pernah kami mendengar Pak Ganjar meminta si A, si B, untuk menjadi relawan, belum pernah," sambung Mazdjo.
