Setiap bulan Ramadan, khususnya Ramadan 2021 sangat identik dengan takjil sebagai menu untuk buka puasa. Salah satunya adalah Dawet Ayu Banjarnegara yang mampu hilangkan dahaga.
Minuman yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah ini terdiri dari cendol yang berasal dari beras yang dipadukan dengan santan dan diakhiri dengan siraman gula merah memang sangat pantas untuk dijadikan sebagai menu buka puasa Ramadan 2021.
Baca Juga Mengenal Apa Itu Kenduri Nuzulul Quran, Tradisi Unik Ramadan di Aceh
Dibalik kenikmatannya, Dawet Ayu Banjarnegara rupanya mempunyai kandungan gizi dan baik untuk penderita diabetes dan anak autis.
Hal ini disebabkan, bahan dasar cendol adalah tepung terigu bisa juga diganti dengan mocaf yang bagi penderita autis, diabetes, dan gangguan pencernaan.
Santan juga dapat diganti dengan susu agar mendapatkan hasil yang lebih gurih.
Selain itu, Dawet Ayu Banjarnegara yang merupakan menu buka puasa saat Ramadan 2021 ini juga dapat dipadukan dengan berbagai toping. Seperti buah nangka dan durian.
Berikut Resep Dawet Ayu Banjarnegara
Bahan:
100 gr tepung sagu
250 gr tepung beras
900 cc air
150 cc air daun suji dari 10—12 lembar daun
1/2 sdt garam
4 Sdm air kapur sirih
Potongan es untuk mendinginkan dawet saat dicetak
Pelengkap:
500 gr santan
400 gr gula merah dimasak bersama 250 cc air sampai larut dan kental
150 gr nangka
Cara membuat:
1. Larutkan tepung sagu dan tepung beras dengan air sampai air tersisa setengah. Masak sampai mendidih sisa air dengan air daun suji garam dan air kapur. Matikan api lalu tuangkan adonan tepung pelan-pelan. Nyalakan api kembali dan aduk hingga matang sampai kental dan angkat.
Baca Juga: Biografi dan Profil Lengkap Agama Angela Gilsha, Percaya Tuhan Tapi Tidak Beragama
2. Saat masih agak panas tuang adonan dawet kedalam saringan khusus untuk dawet/cendol sambil ditekan-tekan. Tampung dawet dalam wadah berisi air matang dan bongkahan kecil es batu.
3. Tuang dalam dua gelas 2 sdm sirup gula merah atau sesuai selera, beri nangka, dawet dan es batu. Tuangkan santan 150—200 cc. Sajikan