Cerita Misteri Sang Hyang di Gunung Mananggel, Sering Dikunjungi Peziarah dan Terdengar Suara Gamelan

Cerita Misteri Sang Hyang di Gunung Mananggel, Sering Dikunjungi Peziarah dan Terdengar Suara Gamelan

Ekel Suranta Sembiring
2021-01-12 19:31:05
Cerita Misteri Sang Hyang di Gunung Mananggel, Sering Dikunjungi Peziarah dan Terdengar Suara Gamelan
Sang Hyang di Gunung Mananggel (foto: today.line.me)

Gunung Mananggel yang berada di Cianjur memiliki kisah misteri tentang Sang Hyang. Sang Hyang yang berada di atas puncaknya yang masuk kawasan Kampung Gunung Jantung, Desa Sukaratu, Kecamatan Mande, konon peninggalan bekas kaki manusia di batu.

Batu berukuran sedang dengan bekas telapak kaki kiri yang posisinya mengarah ke timur dengan ukuran 30×14 centimeter yang di sebelahnya terdapat batu berdiri berukuran lebih kecil kecil.

Warga sendiri tidak tahu persis sejak kapan jejak kaki itu terukir di atas batu. Desas-desusnya jejak itu memang sudah ada di sana sejak dulu kala dan menjadi tempat yang dianggap keramat.

Baca Juga: Cerita Misteri Tukad Campuhan di Bali, Konon Dijaga Buaya Putih dan Naga

Orang yang berkunjung ke situs itu memang tidak banyak seperti tempat wisata lainnya. Namun, kebanyakan yang datang ialah para peziarah yang berkunjung dan selalu memiliki tujuan dan motivasi pribadi yang berlainan, seperti orang yang sedang mengamalkan ilmu dan tujuannya pun macam-macam. Ada juga peziarah yang ingin mendapatkan jodoh atau keturunan, ingin barang dagangannya laku keras, dan lain sebagainya. 

Agar bisa melihat batu batu yang terdapat jejak telapak kaki kiri itu tidaklah mudah. Jika ditempuh dengan kendaraan bermotor, kurang lebih bisa dijangkau sekitar 30 kilometer dari pusat kota Cianjur.

Agar bisa sampai ke Situs Batu Sanghyang Tapak, mau tidak mau, harus mendaki Gunung Mananggel yang memiliki ketinggian ± 836 meter di atas permukaan laut. Sebelumnya, kalian juga harus melewati batuan yang lainnya, terdapat sejumlah batu yang tersusun rapi di sekitarnya.

Batu-batu yang berderet memanjang membentuk terasering atau susunan batu yang sengaja disusun, mirip dengan susunan batu di situs-situs lainnya. Ada yang meyakini, fungsinya adalah untuk penahan erosi tanah atau untuk penyangga batu yang ada di puncaknya.

Selain itu, Anda akan melewati batu hitam pegunungan, ditemukan juga satu kompleks kecil batu-batu tersusun bukan alamiah yang disebut Watu Pangeureunan atau Batu Pemberhentian. Di komplek kecil batu ini terdapat batu persegi yang menancap ke dalam tanah berukuran kurang lebih 50 sentimeter persegi dan tinggi kurang lebih 130 sentimeter.

Baca Juga: Berbagai Kisah Mistis Sopir Ambulance di Kalimantan, Salah Satunya Ditemui Kuyang

Di sekitarnya, beberapa batu besar berbentuk lonjong kebulat-bulatan mengelilingi tumpukan batu ukuran sedang yang ditumbuhi pohon Hanjuang Hijau. Tidak jauh dari tumpukan itu, juga terdapat batu memanjang semi persegi panjang berukuran lebih kurang 50×90 sentimeter.

Konon, menurut penduduk setempat, batu besar panjang ini dahulunya berdiri tegak dan ada pasangannya. Namun, salah satu batu itu rubuh kemungkinan akibat tertimpa pohon tumbang.

Setelah melewati Watu Pangeureunan, pada pelataran puncak di ketinggian dan akan bertemu dengan Watu Sawala. Di area ini terdapat batu-batu yang tersusun menyerupai tempat duduk dan meja. Ukuran batu-batu lonjong ini cukup besar dibandingkan dengan batu-batu di komplek Batu Pangereunan. Setelah melewati batu-batu tersebut, baru akan didapati jejak telapak kaki manusia di atas sebuah batu.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, pahatan berupa tapak kaki tersebut konon milik seorang sakti yang menguji kehebatan ilmu kanuragannya.

Orang tua sakti mandraguna tersebut meloncat-loncat dari satu gunung ke gunung lainnya, bahkan konon tapak kaki kanannya ada di Gunung Geulis, yaitu bukit besar di sebelah Gunung Mananggel.

Namun ada juga yang mengisahkan, jika Sanghyang Tapak merupakan tapak kaki Resi Pananggel alias Pangeran Laganastasoma, salah satu keturunan raja-raja Jampang Manggung, kerajaan yang didirikan Prabu Kujang Pilawa pada tahun 330 saka (sekitar tahun 406-407 M), dikutip dari historia.

Baca Juga: Cerita Misteri Jembatan Bulu di Sragen, Konon Dibangun dengan Bantuan Tenaga Gaib

Selain kisah batu jejak telapak kaki, ada kisah mistis dari Gunung Mananggel yang membuat bulu kuduk merinding. Diketahui ada seorang pendaki yang sedang menaiki Gunung Mananggel, ia mendengar bunyi gamelan ketika sudah berada di puncak.

Dari video di akun TikToknya @thx.rk, Rabu (2/2/2020), Raka merekam suara gamelan kala ia berada di puncak Gunung Mananggel di Cianjur, Jawa Barat.

“Ada yang tau suara apa? Sumpah ini seram banget. Ini gua lagi di puncak Gunung Mananggel dan ini masuk maghrib. Gedein aja volumenya biar kedengaran, nggak ada jump scare-nya kok,” keterangan dalam video tersebut.

Tidak diketahui sumber bunyi gamelan di Gunung Mananggel itu darimana, yang jelas itu membuat Raka dan teman-temannya merasa takut. Seakan seperti memberi ucapan selamat datang kepada para pendaki di penghujung senja kala itu.

Sumber: cianjurtoday.com


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30