Cerita Misteri Tukad Campuhan di Bali, Konon Dijaga Buaya Putih dan Naga

Cerita Misteri Tukad Campuhan di Bali, Konon Dijaga Buaya Putih dan Naga

Ekel Suranta Sembiring
2021-01-12 17:03:59
Cerita Misteri Tukad Campuhan di Bali, Konon Dijaga Buaya Putih dan Naga
Tukad Campuhan (foto: BALI EXPRESS)

Sungai Campuhan Pakerisan di Tampaksiring, Gianyar, Bali, merupakan dua muara berbeda dan menyatu menjadi sebuah aliran sungai, memiliki cerita misteri.

Di tengah arus aliran sungai yang menyatu itu, terdapat sumber air hangat yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Campuhan berarti "campuran", karena dua sungai besar, yakni aliran Tukad Pakerisan dari sebelah kiri dan Tukad Petanu dari sebelah kanan, menyatu tepat di tempat ini. Dan di tengah penyatuan dua aliran sungai besar itu terdapat gemuruh dan mata air kecil. Itu yang disebut Campuhan. Nah, didekat Campuhan ini kemudian dibangun pura.

Baca Juga: Berbagai Kisah Mistis Sopir Ambulance di Kalimantan, Salah Satunya Ditemui Kuyang

Konon yang beristana di sungai Campuhan merupakan Ida Ratu Panglingsir, yang dikawal oleh seekor Buaya Putih dan Naga. Dua rencang (penjaga gaib) ini, kadang terlihat berenang di antara dua aliran sungai.

Kejadian aneh ini, pernah dilihat Penanggung Jawab serta Pangempon Pura Campuhan, Ida Bagus Pawitrem. 

“Saya pernah melihat Buaya Putih dan Naga yang melintas di sungai. Wajar saja, tempat ini dulu juga difungsikan sebagai tempat nganyutin. Buaya dan naga juga merupakan simbol pengantar arwah atman menuju nirwana. Sosok gaib itu meminta dibuatkan tempat pelinggih di pohon beringin besar di depan Pura Campuhan,” terang Ida Bagus Pawitrem. 

Baca Juga: Cerita Misteri Jembatan Bulu di Sragen, Konon Dibangun dengan Bantuan Tenaga Gaib

Di tengah sungai didirikan sebuah patung Siwa yang duduk di atas sebuah batu.

Mengapa ada siwa? “Tempat ini sesungguhnya merupakan toya pelebur mala. Semua leteh, kesialan, penderitaan, akan hanyut bersama aliran air tersebut. Sesuai pawisik (bisikan gaib), Siwa yang berstana disini sebagai pelebur mala itu. Makanya dibuatkanlah stananya di tengah aliran sungai,” ujarnya

Baca Juga: Kisah Mistis Pedagang Peti Mati di Banjarmasin, Peti Bergerak Sendiri dan Berbau Wangi Tanda akan Terjual

Pria yang akrab disapa Gus Aji ini memaparkan, Ida Bhatara Panglingsir yang berstana di Pura Campuhan sangat penyayang. Banyak orang dari berbagai pelosok yang datang tak hanya untuk malukat, tapi juga dengan berbagai permohonan.

Ada yang datang untuk memohon keturunan dan akhirnya terwujud. Ada juga yang datang memohon kesembuhan dari berbagai penyakit, bahkan gangguan jiwa, dan berhasil sembuh.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30