Kantor Komunikasi Kepresidenan melalui unggahan di akun Instagram resmi @pco.ri menyampaikan komitmen pemerintah dalam membangun ulang budaya pendidikan yang lebih inklusif dan setara melalui program bertajuk “Sekolah Rakyat”. Program ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Melalui Sekolah Rakyat, pemerintah menghadirkan sistem pendidikan berasrama penuh, yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga menekankan penguatan karakter, mental, dan keterampilan. Selain itu, program ini juga memberikan dukungan sosial dan menciptakan lingkungan belajar yang setara, agar setiap anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang adil dan berkualitas.
Upaya ini menjadi jawaban atas tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Berdasarkan data Susenas 2023 yang dikutip dalam unggahan @pco.ri, 76% anak dari keluarga miskin putus sekolah karena alasan ekonomi. Sementara itu, meskipun 86,34% anak Indonesia telah mengenyam pendidikan hingga SMA atau sederajat, nyatanya 33,21% di antaranya terpaksa berhenti di tengah jalan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang harus menempuh perjuangan berat hanya untuk bisa bersekolah. Beberapa bahkan harus melintasi sungai dan jalan terjal setiap hari demi mengakses sekolah terdekat. Padahal, setiap anak berhak untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas dan setara, tanpa dibatasi oleh kondisi ekonomi atau geografis.
Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, pemerintah berharap dapat memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan yang menyasar kelompok paling rentan, sekaligus membangun fondasi generasi muda yang tangguh, terampil, dan berdaya saing.