Telah terjadi bumi berkekuatan magnitudo 5,9 di kawasan Pangandaran. Uniknya, gempa bumi kali ini juga telah tercatat di Jerman dan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan hasil dari informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat gempa dari 90 k, baratdaya Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.
Baca Juga: Vaksin Bermanfaat untuk Kekebalan Tubuh dari Virus Corona
Gempa itu juga tercatat di badan geologi GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,95°BT dan 7,99°LS dan dengan magnitudo M5,5 dan kedalaman 65 km.
Sedangkan badan geologi The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,968°BT dan 8,009°LS dengan magnitudo M 5,0 dan kedalaman 57,1 km.
Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan gempa di Pangandaran di picu aktivitas tektonik di zona tunjaman lempeng Indo-Australia.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. Namun tercatat pula oleh alat deteksi di beberapa pos pengamatan gunungapi (PGA).
Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
Baca Juga: 4 Fakta Ditahannya Gus Nur Oleh Polisi Akibat Ujaran Kebencian
Guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI serta di Cilacap, Kuningan, Garut dengan intensitas III MMI.
Sementara di Kabupaten Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.
Masyarakat juga diminta agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.