Candi Prambanan berada di kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Prambanan termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO. Selain itu, Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia dan dianggap sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara. Di balik keanggunannya, ada beberapa misteri yang belum terjawab.
Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli Candi Prambanan adalah Siwagrha. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Rumah Siwa. Candi ini merupakan sebuah persembahan untuk Trimurti atau tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sang dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Diberi nama Siwagrha karena candi ini mengutamakan dewa Siwa, terbukti dengan garbagriha atau ruang utama candi berdiri arca dewa Siwa. Nama Prambanan diambil dari nama desa tempat candi berada. Konon berasal dari kata Para Brahman atau Brahman Agung yaitu realitas abadi tertinggi dan teragung.
Ada juga pendapat bahwa Prambanan berasal dari kata mban yang dalam bahasa Jawa berarti menanggung atau memikul tugas. Jika dikaitkan dengan agama Hindu, makna menanggung atau memikul tugas merupakan rujukan pada dewa Hindu yang berada di dunia untuk mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
Candi Prambanan dalam hal arsitektur mengikuti tradisi arsitektur Hindu berdasarkan kitab Wastu Sastra. Bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan dirancang sedemikan rupa agar menyerupai rumah Siwa yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru.
Kompleks Candi Prambanan mengikuti filososi alam semesta dalam konsep kosmologi Hindu yang terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau loka. Sebagaimana Borobudur, tingkatan candi menunjukkan ranah terendah sampai ranah tertinggi. Ranah Prambanan terbagi atas tiga zona, yaitu:
Baca Juga : Kisah Misteri Candi Borobudur di Balik Pesonanya yang Menakjubkan
1. Bhurloka yaitu ranah terendah mahluk yang fana yang meliputi manusia, hewan, mahluk halus dan iblis. Pada ranah ini manusia masih mengutamakan hawa nafsu, hasrat dan cara hidup yang tidak suci.
2. Bwahloka yaitu ranah tengah yang menggambarkan manusia mulai melihat cahaya kebenaran.
3. Swahloka yaitu ranah tertinggi dan tersuci tempat para dewa bersemayam.
Di dalam kompleks Candi Prambanan sebenarnya ada 240 candi besar dan candi kecil. Namun yang tersisa hanya delapan candi utama, delapan candi kecil di zona inti dan dua candi perwara. Sebagai persembahan untuk dewa utama Trimurti dengan keistimewaan untuk dewa Siwa, maka candi Siwa memiliki bentuk yang paling besar dengan 47 meter dan lebar 34 meter.
Berbicara mengenai Candi Prambanan akan mengingatkan kita pada cerita rakyat yang melibatkan Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso. Cerita itu berawal dari Prabu Baka yang memerintah Kerajaan Pengging. Kerajaan itu sudah hidup makmur bersama rakyatnya sampai menarik perhatian Bandung Bondowoso yang tertarik untuk merebut kekayaannya.
Bandung Bondowoso dikenal sebagai raja yang kejam dan gemar berperang. Sehingga cara yang ditempuhnya untuk merebut kekayaan Kerajaan Pengging adalah dengan berperang. Dia menyiapkan pasukan untuk menyerbu Kerajaan Pangging. Dengan kemampuannya dibantu dengan pasukan yang ulung, Bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Baka.
Ketika membantai keluarga kerajaan, Bandung Bondowoso melihat seorang perempuan yang memikat hatinya. Wanita itu adalah Roro Jongrang yang tak lain adalah anak Prabu Baka. Bandung Bondowoso kemudian mengatakan bahwa dia akan membunuh Roro Jongrang kecuali dia mau menjadi istrinya.
Roro Jongrang yang nggak mau dinikahi Bandung Bondowoso mencari cara agar bisa tetap hidup. Akhirnya dia memberikan syarat, Bandung Bondowoso harus bisa membangun 1.000 candi dalam satu malam. Kalau dia berhasil melakukan itu, maka Roro Jongrang bersedia untuk menjadi istri Bandung Bondowoso.
Untuk mengabulkan permintaan Roro Jongrang yang hampir mustahil, Bandung Bondowoso meminta bantuan jin. Roro Jongrang yang melihat kecurangan itu mencari cara untuk menggagalkan misi Bandung Bondowoso. Dia menyuruh pelayan kerajaan untuk menumbuk padi dengan lumpang sehingga membuat langit menjadi cerah dan berwarna oranye persis seperti pagi hari.
Roro Jongrang memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menghitung jumlah candi yang dia buat. Ternyata jumlahnya adalah 999 candi. Bandung Bondowoso nggak menerima begitu saja. Dia murka lalu mengutuk Roro Jongrang menjadi salah satu candi yang menggenapkan jumlah candi menjadi 1.000. Oleh karena itu ada yang menyebut Candi Prambanan sebagai Candi Roro Jongrang.
Kalau berdasarkan prasasti Siwargha, Candi Prambanan dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Borobodur untuk agama Budha dan Candi Sewu yang letaknya nggak jauh dari Prambanan. Pembangunan itu dilakukan secara berkelanjutan yang disempurnakan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa Kerajaan Medang Mataram.
Pada bangunan peninggalan jaman dahulu selalu menyisakan misteri. Misteri yang belum bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan dan nggak masuk akal kemudian berkembang menjadi sebuah kepercayaan tertentu yang erat kaitannya dengan mitos. Nggak heran makanya kalau banyak orang datang ke tempat atau peninggalan jaman dahulu dengan niat mendapatkan sesuatu.
Di dalam Candi Prambanan terdapat arca dewi Durga yang berada di salah satu ruangan di candi utama. Dalam agama Hindu, dewi Durga adalah istri dari dewa Siwa. Ada sebuah keanehan pada arca dewi Durga yaitu adanya cahaya misterius yang muncul di bagian wajah arca yang hanya terjadi ketika bulan purnama pada malam hari.
Masyarakat berlomba untuk mendapat pancaran cahaya ini dengan kepercayaan bahwa mereka akan segera dipertemukan dengan jodohnya. Mitos perihal jodoh dan pasangan memang seringkali menyertai sebuah tempat bersejarah. Kamu juga pasti bisa menemukan mitos serupa dengan mudah di tempat bersejarah lain.
Baca Juga : Kisah Misteri Candi Borobudur yang Hingga Saat Ini Masih Belum Terpecahkan
Dalam bangunan candi, relief di dinding-dindingnya diukir untuk menyampaikan sebuah pesan. Begitu juga dengan yang ada di Candi Prambanan, relief-reliefnya menceritakan beberapa lapisan ranah atau loka yang menceritakan kehidupan manusia. Bukan hanya menceritakan tapi bertujuan agar manusia bisa belajar dari kejadian-kejadian di masa lampau.
Di antara banyaknya relief, ada sebuah relief aneh di Candi Prambanan. Banyaknya relief yang menggambarkan flora dan fauna, ada sebuah relief yang menunjukkan hewan aneh yang mengapit pohon kalpataru. Hewan itu berwujud seperti burung tapi berkepala manusia. Hewan itu disebut kinara-kinari yang sampai saat ini masih menjadi misteri.