Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyadari bahwa meskipun pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai terlihat tanda-tandanya, tetapi masih rentan. Bahkan meskipun vaksin telah ditemukan, pemulihan ekonomi juga masih rentan.
“Ini masih sangat dini dan terlalu rentan bagi kita melihat pemulihan ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam webinar LPS, dilansir Liputan 6, Rabu 16 September 2020.
sekalipun pemerintah sudah mendapatkan harapan akan mendapatkan vaksin di akhir tahun, itu semua belum cukup untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Sebab, vaksin sendiri membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama bagi banyak negara.
Baca Juga: Mengenal Pneumotoraks, Sebuah Komplikasi yang Diwaspadai Dokter dalam Menangani Pasien Covid-19
Dia mengatakan, selama masih adanya virus corona maka akan memberikan ketidakpastian bagi seluruh negara, termasuk Indonesia. Salah satunya, saat ini Indonesia mengalami kontraksi 5,32 persen di kuartal II 2020.
“Indonesia masih dealing dengan ketidakpastian ini, dibandingkan negara-negara lain kontraksi ekonomi kita di kuartal II 5,3 persen lebih mild dari negara lain yang kontraksinya lebih dalam,” jelasnya.
Perkembangan kasus positif corona di Indonesia pada Rabu 16 September 2020 terdapat penambahan sebanyak 3.963 kasus baru. Ini kembali menjadi rekor tertinggi penambahan kasus harian. Total kasus positif virus corona di Indonesia tembus 228.993.
Baca Juga: Fakta Menarik Soal Erick Kirim MUI ke China dan Dubai Demi Pastikan Vaksin Corona Halal
Dilansir dari kemekes.go.id, pasien positif virus corona yang meninggal bertambah sebanyak 135 jiwa. Dengan jumlah ini, maka total pasien meninggal mencapai 9.100.
Kabar baiknya, jumlah pasien positif virus corona yang sembuh juga semakin bertambah banyak. Per hari ini, dilaporkan 3.036 pasien sembuh dari virus corona, sehingga totalnya jadi 164.101.
Sumber: Liputan 6, Merdeka