Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta yang baru saja diumumkan Anies tuai polemik dengan pemerintah pusat. Pernyataan Anies soal PSBB total Jakarta cukup berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara.
Setidaknya ada tiga hingga empat orang menteri Jokowi yang mengeluhkan pernyataan Anies soal PSBB total Jakarta . Pernyataan Anies PSBB total DKI Jakarta memberi efek kejut yang buruk bagi pertumbuhan ekonomi negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengeluhkan pernyataan Anies sebab berdampak pada pasar keuangan. Airlangga menyebutkan bahwa kinerja IHSG pasca pengumuman Anies mengalami kemerosotan cukup drastis.
"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000," ujar Airlangga hartarto dalam Rakornas Kadin, Kamis 10 September 2020.
Baca juga: Umumkan PSBB Total, Mahfud MD Sebut Tata Kata Anies Bikin Negara Rugi Rp 300 Triliun
Menurut Airlangga rem mendadak yang dilakukan Anies berdampak cukup signifikan pada pasar keuangan. Menurutnya apa yang dilakukan Anies telah membuat kepercayaan masyarakat akan pasar kembali goyah.
"Kita harus melihat gas dan rem ini, kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident publik." Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," terangnya.
Menteri Jokowi lainnya yang mengeluarkan pernyataan pasca pengumuman PSBB total DKI Jakarta adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. Menurutnya rem mendadak Anies dengan pemberlakuan PSBB total Jakarta bisa berdampak pada pertumbuhan industri yang tengah menggeliat.
"Kami melihat industri yang sedang menggeliat ini khawatir mendapat tekanan."
Menurutnya tekanan pada sektor industri manufaktur bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Namun dirinya seirama jika tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan kasus karena keselamatan rakyat ada yang utama.
"Tapi yang perlu disampaikan bahwa pemerintah menilai kesehatan masyarakat suatu hal yang tidak bisa ditawar," kata Agus dalam video conference.
Menteri Perdagangan Agus Supramanto pun juga ikut angkat bicara terkait polemik PSBB Jakarta. Dirinya khawatir kebijakan Anies yang mengejutkan tersebut berdampak pada persoalan distribusi barang. "Dalam situasi PSBB ada hal-hal yang tidak boleh terhalangi, yaitu jalur distribusi."kata Agus dalam Rakornas Kadin.
Menurutnya PSBB Jakarta tidak boleh sampai mengganggu proses distribusi barang. Walaupun PSBB Jakarta secara ketat kembali diberlakukan proses distribusi barang tetap harus berjalan, tidak boleh terhenti.
Baca juga: Sentuh Angka 1.000 Kasus Per Hari, DKI Jakarta Resmi Berlakukan PSBB Total Mulai Besok
"Jalur distribusi ini di setiap PSBB perlu tetap berjajalan agar supply chain tidak terganggu," kata Agus.
Sementara itu menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tidak ada yang salah dengan PSBB Jakarta. Menurutnya yang jadi persoalan ada tata kata Anies yang memberi efek kejut yang berdampak buruk pada perekonomian.
"Yang jadi persoalan sekarang itu, di jakarta itu bukan PSBB nya tapi tadi yang dikatakan pak Qadari tadi itu 'rem daruratnya'," kata Mahfud pada Sabtu 12 September 2020.
"Sebenarnya cuma kata-istilah 'PSBB total' seakan-akan baru dan secara ekonomi mengejutkan. Menurut para ahli, kemarin itu hanya beberapa jam, pagi-pagi jam 11.00 WIB, negara sudah rugi Rp 300 triliun atau Rp 297 triliun hanya sebentar karena pengumuman itu. ungkap Mahfud.
Menanggapi polemik PSBB Jakarta, Presiden Joko Widodo Akhirnya ikut angkat bicara. Menurutnya pemberlakuan PSBB menurut para ahli tidak lebih efektif dari Pembatasan Sosial Berskala Mikro Komunitas (PSBMK). Maka Jokowi lebih menekankan pemberlakukan PSBM dibandingkan dengan PSBB.
"Beliau menekankan, berdasarkan pengalaman empiris dan pendapat ahli sepanjang menangani pandemi covid-19, PSBMK lebih efektif menerapkan disiplin protokol kesehatan," ujar Fadjroel kepada wartawan, Jumat 11 September 2020.
Sumber: Tribun/ompas