Pengumuman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disoorti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Menurutnya tata kata Anies bikin negara rugi triliunan rupiah.
Mahfud menilai tidak ada yang salah dengan PSBB Jakarta, cuman menurutnya tata kata Anies soal PSBB total yang berdampak buruk pada perekonomian negara. Mengutip pendapat beberapa tokoh Mahfud menyebut gara-gara tata kata Anies soal PSBB Jakarta negara mengalami kerugian Rp 300 triliun.
Baca juga: Biografi Lengkap Budi Hartono, Orang Terkaya Indonesia yang Surati Jokowi soal PSBB Jakarta
"Sebenarnya cuma kata-istilah 'PSBB total' seakan-akan baru dan secara ekonomi mengejutkan. Menurut para ahli, kemarin itu hanya beberapa jam, pagi-pagi jam 11.00 WIB, negara sudah rugi Rp 300 triliun atau Rp 297 triliun hanya sebentar karena pengumuman itu. Padahal sebenarnya itu kan perubahan kebijakan, wong sebelumnya juga PSBB mengatakan bioskop akan dibuka, tempat hiburan, dan lain-lain kan hanya seperti itu," kata Mahfud pada Sabtu 12 September 2020.
Data tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebut penyebutan PSBB Total Jakarta telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 4.961 pada Kamis 10 September 2020.
Mahfud ada yang salah dengan pengumuman Anies tersebut. Menurutnya bukan pemberlakukan PSBB yang salah karena pemerintah pusat tahu Jakarta memang harus dan sedang PSBB. Menurut mahfud penyebutan istilah 'rem mendadak' yang salah bukan PSBB nya.
"Yang jadi persolan sekarang itu, di jakarta itu bukan PSBB nya tapi tadi yang dikatakan pak Qadari tadi itu 'rem daruratnya'," Ungkap Mahfud.
Maka menurut Mahfud tata kata Anies dalam mengumumkan PSBB Jakarta yang telah membuat kacau. Sebab menurutnya tidak ada yang salah dengan pemberlakukan PSBB Jakarta karena memang harus dan sedang diberlakukan seperti adanya.
Baca juga: Fakta-fakta PSBB Total DKI Jakarta, dari Ganjil Genap Ditiadakan hingga Rumah Ibadah Ditutup
"Cuma ini karena ini tata kata, bukan tata negara," imbuh Mahfud memberikan penegasan.
"Ya akibatnya kacau kayak begitu. Apa coba salahnya memang dia melakukan itu, coba besok dilihat saja, nggak ada masalah, lihat apa yang ditutup ini, tapi kemudian dinarasikan seakan-seakan terjadi hal yang sangat gawat, tapi ya gitu juga, tidak ada masalahnya," kata Mahfud.
"Di Jakarta itu memang sedang PSBB, pemerintah tahu Jakarta harus PSBB dan tidak pernah dicabut. PSBB itu sudah dilakukan. Yang sekarang salah itu di Jakarta bukan PSBB-nya, tapi tadi yang dikatakan Pak (Muhammad) Qodari, rem daruratnya, tapi tetap PSBB," imbuh Mahfud.
Sumber: Detik