Akibat pandemi virus Corona, Konglomerat maskapai International Airlines Group (IAG) pada Jumat, 31 Juli 2020 membukukan rugi bersih semester pertama 2020 sebesar US$4,5 miliar atau setara Rp63 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS).
Sebagai solusi, IAG mengatakan rencananya meningkatkan modal usaha yang mencapai 2,75 miliar Euro.
Baca Juga: KDRT Sebab Tuduhan Selingkuhan, Polisi: Suami Tendang Kepala Istri
"Hasilnya secara signifikan dipengaruhi oleh pandemi covid-19, yang telah berdampak parah terhadap industri penerbangan dan sektor perjalanan, terutama sejak akhir Februari 2020 dan setelahnya," kata IAG seperti dikutip dari AFP, Jumat, 31 Juli 2020.
Bahkan, IAG yang juga menaungi Iberia dan Vueling meraup rugi sebelum pajak sebesar 4,2 miliar Euro, kontras dengan keadaan tahun lalu ketika meraup laba sebesar 1 miliar Euro.
"Seluruh maskapai IAG mencatatkan rugi besar sebagai akibat dari pembatasan perjalanan oleh pemerintah, lalu lintas kuartal dua tahun ini penumpang turun hingga 98,4 persen dengan pengurangan kapasitas sebesar 95,3 persen," ucap Kepala Eksekutif IAG Willie Walsh.
Baca Juga: Mulai 5 Agustus, WNI Residen Diizinkan Masuk Jepang, Cek Syaratnya
"Kami telah melihat bukti bahwa permintaan pulih ketika pembatasan pemerintah dicabut," lanjut Walsh.
Walsh menambah bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk memberikan kepastian pada pelanggan tentang kesehatan dan keselamatan.
Sumber: CNNIndonesia