Ditengah wabah virus corona yang masih belum juga mereda Restoran cepat saji McDonald's Group (McD) juga tertekan pandemi COVID-19. Penjualannya tercatat mengalami penurunan akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan di berbagai negara.
Baca Juga: Pekan Depan Ganjil-Genap Jakarta Berlaku Lagi
Tak hanya itu saja abhkan hal ini juga berakibat terhadap saham McD merosot hingga 2,5% dan penjualan secara global juga melorot 23,9%. Karena pendapatan di gerai negara besar seperti Inggris, Prancis dan Amerika Latin juga mengalami penurunan.
Namun tak hanya itu saja pasalnya di ketahui juga bahwa penjualan McD di Amerika Serikat (AS) juga tercatat mengalami penurunan hingga 8,7%. Karena operasional mereka hanya melalui layanan pesan antar dan pesan dari kendaraan.
Bahkan para investor juga mengaku masih khawatir dengan kondisi saat ini. Namun mereka memproyeksi penjualan Juli ini bisa lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya, karena penjualan di AS sudah mulai meningkat.
"Kami berupaya untuk menyesuaikan operasional kami dengan new normal ini," kata Chief Executive Officer Chris Kempczinski, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Libur Panjang Idul Adha, 546.436 Kendaraan Keluar Jakarta
Tak hanya itu saja bahka ia juga menyebut bahwa pada saat ini restoran berupaya keras untuk berubah dengan protokol baru sesuai dengan krisis kesehatan yang terjadi saat ini. McDonald's juga berupaya untuk menyederhanakan menu agar bisa didistribusikan melalui pesanan online sampai drive thru.
Namun sementara itu dikutip dari NBC, McDonald's memperkirakan ada sekitar 200 toko di sejumlah lokasi yang akan ditutup.
Sumber:Detik