Kasus Kematian COVID-19 di Surabaya Tertinggi, Pakar: Teradi Banjir Penularan

Kasus Kematian COVID-19 di Surabaya Tertinggi, Pakar: Teradi Banjir Penularan

Dedi Sutiadi
2020-07-27 22:45:00
Kasus Kematian COVID-19 di Surabaya Tertinggi, Pakar: Teradi Banjir Penularan
Ilustrasi pencegahan penularan virus corona. (Pixabay)

Surabaya menjadi menjadi kota dengan kasus kematian COVID-19 tertinggi di seluruh wilayah Indonesia. Dari data yang dikeluarkan BNPB per 26 Juli 2020 tercatat ada ada 803 pasien meninggal di Surabaya. 

Hal tersebut dinilai pakar disebabkan terjadinya 'bajir penularan' di Kota pahlawan yang tida tertangani cepat oleh pihak rumah sakit. Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Windhu Purnomo juga berpendapat bahwa tingginya kasus di surabaya membuat rumah sakit kewalahan. 

Baca juga: Nonton Drakor di Korut Bisa Kena Hukuman Mati dari Kim Jong Un

"Rumah sakit tak mampu menampung orang kemungkinan untuk meninggal kan tinggi. Misal untuk mendapatkan bed pasien harus antre. Nah waktu antre itu nunggu bed itu bisa meninggal orang karena tidak sempat dirawat," terang Windhu, senin 27 juli 2020.

Dirinya kembali menegaskan tingginya kematian di Surabaya sebab terjadi banjir penularan. Lantas dirinya menganalogikan penulrantersebut ibarat air bah yang meluap tak terbendung sehingga mengibatkan banyak korban berjatuhan. 

"Artinya kematian tinggi itu kan karena ada banjir penularan dari hulu kalau saya mengibaratkan ini kan air bah. Jadi air bah itu mengalir terus ke bawah. Jadi bak-nya gak bisa nampung lagi airnya. Sehingga air bah turun ke bawah, rumah sakit tidak mampu menampung," imbuhnya.

Baca juga: Sulit Dapat Kerja di Tengah Wabah Corona, Seorang Ayah Tega Jual Bayi Rp 8,7 Juta 

Maka menurutnya kondisi yang telah terjadi harus segara dievaluasi dengan mendisiplikan warga untuk lakukan protokol kesehatan demi pencegahan penularan lebih luas. 

"Jadi masalahnya itu tadi banjir bah dari atas. Tetap permasalahannya kita harus membendung air bah itu untuk memutus mata rantai penularan. Itu harus dilakukan baik," jelas Windhu.

"Ya, salah satunya adalah mendisiplinkan warga dengan aturan yang tegas. Kalau aturan tidak dibuat dan tidak diterapkan agar masyarakat jera ya mengalir terus penularannya," tambahnya.

"Dan itu harus ada denda dan sanksi yang tegas. Makanya bikin perda kalau perlu undang-undang seperti UU Jaan Raya itu," tandasnya. 

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, dr Dewi Nur Aisyah mengatakan kasus kematian ini terbagi di berbagai macam daerah kabupaten/kota di Indonesia. Berikut detail 10 kabupaten/kota di Indonesia dengan angka kasus kematian COVID-19 terbanyak, dikutip dari data BNPB per 26 Juli:

1. Kota Surabaya: 803 orang

2. Kota Semarang: 289 orang

3. Kota Makassar: 214 orang

4. Jakarta Pusat: 180 orang

5. Jakarta Timur: 156 orang

6. Jakarta Selatan: 150 orang

7. Jakarta Barat: 149 orang

8. Kabupaten Sidoarjo: 140 orang

9. Kota Banjarmasin: 122 orang

10. Jakarta Utara: 118 orang


Sumber: detikcom


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30