Djoko Tjandra, buronan kasus cessie Bank Bali, begitu leluasanya keluar masuk Indonesia tanpa terpantau selama 1 bulan terakhir. Sampai-sampai Djoko Tjandra bisa membuat e-KTP dan paspor serta mendaftar PK ke PN Jakarta Selatan.
Sejauh ini sudah 3 jenderal Polri yang tersandung kaburnya Djoko Tjandra.
Eks Wakapolri, Adang Daradjatun, turut berbicara mengenai kehebohan ini. Adang menduga ada upaya terorganisir yang membantu Djoko Tjandra kabur. Sehingga Adang meminta Bareskrim Polri mengusut dugaan tersebut.
Baca Juga: Penumpang KRL Wajib Pakai Lengan Panjang, Ini Kata Ahli
"Tiap hari bicara dengan Bareskrim, kalau memang case ini sudah terorganisir dan masuk pidana ya lakukan. Sekarang enggak bisa lagi (diam), masyarakat kita sudah kritis. Kalau Polri terus tertutup nanti justru akan terpuruk," ujar Adang dalam diskusi di Jakarta, Sabtu 18 Juli 2020.
"Ada beberapa case menyebutkan atas nama pimpinan, tapi yang saya harapkan betul-betul proses ini tak berhenti dalam konteks etik. Kalau nanti terbukti orang per orang silakan saja, tapi yang saya takutkan ini kalau kegiatannya terorganisir," ucapnya.
Baca Juga: Hadapi Gelombang Dua Corona, 8 Negara Eropa Perketat Aturan
Sementara itu mantan Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung (Kejagung), Chairul Imam, menduga mudahnya Djoko Tjandra keluar masuk lantaran adanya permainan.
"Saya enggak bisa mengatakan ada kelemahan intelijen, tapi kalau ada permainan ya mungkin saja," ucapnya.
Sumber: Kumparan