Salah satu desa di Kabupaten Sumedang bernama Desa Cipancar yang berjarak kurang lebih 5 kilometer dari arah alun-alun Sumedang atau bisa ditempuh selama kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan ini memiliki pantangan atau orang Sunda biasa menyebut dengan kata pamali.
Kata enyeng adalah kata ganti untuk ucing atau kucing bagi warga desa ini. Orang orang di desa ini pantang menyebut hewan berkaki empat dan rupanya menyerupai harimau namun kecil tersebut dengan kata ucing atau kucing sebagaimana orang di daerah lain menyebutnya, meskipun orang sini telah merantau dan tinggal di daerah lain, pantangan ini masih tetap dihormati sampai sekarang.
Ternyata kata Ucing dalah nama leluhur kami, orang Cipancar. Jaman dahulu memang masih sering menamai orang dengan nama binatang contohnya Prabu Gajah Agung, Hayam Wuruk, Gajah Mada, dan lain-lain.
Nama ucing sendiri adalah nama dari leluhur mereka yang memiliki nama asli Sunan Umbara. Konon, apabila salah satu dari mereka melanggar pantrangan tersebut, akan terjadi hujan besar yang disertai petir dimana-mana. Maka jangan heran jika anda berkunjung kesini dan mendapati salah satu dari mereka menyebut kata enyeng, itu artinya adalah kucing.
Baca Juga: Ini 4 Suku Gaib di Indonesia, Paling Banyak di Kalbar dan Ada juga dari Sumbar
Baca Juga: Trenggiling, Hewan Dianggap Jelmaan Hantu di Dijadikan Menjadi Obat Kuat Pria di Kalsel
Sumedang memang tidak menawarkan apapun, dari segi tempat wisata masih kalah dengan Garut, dari segi kemajuan kota pun rasa rasanya Sumedang masih kalah dibanding kabupaten lain di Jawa Barat.
Tetapi orang Sumedang bangga karena berdiam di tempat dimana dahulunya merupakan ibukota kerajaan padjajaran, Sumedang larang. Adalagi, ada 3 hal yang lekat dan membuat Sumedang dikenal, yaitu : Tahu Sumedang, penyanyi Rossa, dan kasus IPDN yang dahulu pernah terjadi.