Banyak yang tidak tahu bahwa warga asli Lamongan pantang makan ikan lele. Karena nyatanya, lele penyet sudah menjadi kuliner yang melekat dengan nama Lamongan.
Masyarakat pantang makan ikan lele ini bermula dari kisah masa lalu. Kisah yang abadi secara turun temurun dalam cerita di masyarakat Lamongan.
Baca Juga: Ini Kata MUI Cianjur Terkait Hebohnya Salah Satu Rumah Warga Teror Makhluk Gaib
Dimana ketika itu, Sunan Giri III atau Sedamargo blusukan menggunakan perahu menelusuri sepanjang aliran Bengawan Solo. Ia blusukan hingga ke desa-desa.
"Dahulu Kanjeng Sunan Giri melakukan Lelono (mengembara, red) dan beristirahat di Desa Barang Kauman, Kecamatan Karangbinangun. Ketika singgah ini Kanjeng Sunan Giri ketemu dengan Dewi Asika atau dikenal oleh warga sebagai Mbok Rondo Barang," kata Kabid Kebudayaan Disbudpar Lamongan, Mifta Alamuddin, Minggu, 11 Agustus 2019 lalu, dikutip dari detik.com.
Namun, setelah lama berbincang dengan Mbok Rondo, Sudamargo kemudian pamit undur diri. Namun, tak disangka ketika sampai kembali di Giri, keris milik Sudamargo tertinggal di rumah Mbok Rondo.
Kemudian, lanjut Mifta, ia ia memerintahkan orang terdekatnya bernama Ki Bayapati kembali ke Desa Barang untuk mengambil keris pusakanya yang tertinggal di bale gubug Mbok Rondo. Namun, Ki Bayapati pun memgambil keris secara diam-diam hingga dikejar oleh warga.
Baca Juga: Curug Cikaso di Sukabumi Disebut-sebut Tempat Pesugihan Nyi Blorong, Mitos atau Fakta?
"Karena Mbok Rondo Mbarang belum kenal Ki Bayapati, maka Ki Bayapati memasuki rumah Mbok Rondo Barang dengan cara diam-diam dan menggunakan kekuatannya. Namun karena kaget ada yang mencuri keris, Mbok Rondo kemudian berteriak sehingga Ki Bayapati pun melarikan diri dari kejaran warga," papar Mifta.
Panik ketika dikejar warga, Ki Bayapati lari dan memberanikan diri terjun ke jublang (kolam air, red) untuk menghindari kejaran dan amukan warga Barang. Tak didiga, kolam tersebut dipenuhi ikan lele. Ki Bayapati selamat karena warga menganggap Ki Bayapati meninggal setelah masuk ke kolam lele.
Karena berjasa menyelamatkam hidupnya, Ki Bayapati pun bersumpah jika dia dan semua keturunannya tidak akan memakan ikan lele.
Setelah lolos dari warga, Ki Bayapati pun kembali ke Giri dan oleh Sunan Giri dihadiahi keris tersebut. Lalu ia kembali ke desa di mana ia diselamatkan oleh ikan lele untuk mengajarkan Agama Islam yang kini berada di Desa Medang, Kecamatan Glagah. Dari sinilah awal mulanya warga Lamongan asli tidak bisa makan lele.
Lantas, apa hukumannya bagi warga yang melanggar pantangan tersebut? Mitos yang berkembang di masyarakat, warga yang melanggar pantangan ini akan sakit seperti gatal-gatal atau ada bercak putih di kulit seperti lele.
Baca Juga: Inilah 4 Wisata di Blitar Mulai Beroperasi Akhir Pekan Ini, Pengunjung Masih Dibatasi
Menanggapi hal itu, pemerhati budaya Lamongan, Supriyo membenarkan mitos yang ada di masyarakat Lamongan terkait pantangan makan lele ini.
Di sisi lain, pantangan makan lele ini juga diakui oleh seorang Mahrus, warga Kecamatan Kalitengah. Ia mengaku sudah sejak lama keluarganya tak makan lele. Mahrus menuturkan, mitos ini sudah ia dapatkan secara turun temurun namun ia sendiri tidak pernah melihat sendiri jika pantangan itu dilanggar.