Kisah Orang Belanda yang Nekat Membuktikan Cerita Seram dari Warga di Gunung Patuha

Kisah Orang Belanda yang Nekat Membuktikan Cerita Seram dari Warga di Gunung Patuha

Ekel Suranta Sembiring
2020-07-03 11:22:31
Kisah Orang Belanda yang Nekat Membuktikan Cerita Seram dari Warga di Gunung Patuha
Gunung Patuha (foto: jejakumurku.com)

Gunung Patuha merupakan sebuah objek wisata yang berada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gunung ini memiliki ketinggian 2.434 meter dan juga memiliki kawah  yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha dengan air yang berwarna putih.

Kawah dengan air putih yang terdapat di Gunung Patuha itu dinamakan Kawah Putih Ciwidey. Kawah ini cukup indah, dengan air danau berwarna putih kehijauan, sangat kontras dengan batu kapur yang mengitari Danau Kawah Putih.

Gunung Patuha oleh masyarakat Ciwidey dianggap sebagai gunung tertua. Nama Patuha konon berasal dari kata Pak Tua (Sepuh), sehingga masyarakat setempat sering menyebutnya dengan nama Gunung Sepuh.

Baca JugaKhusus untuk Orang Jomblo! Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini Meyimpan Mitos dapat Membantu Menemukan Jodoh dengan Cara ini

Baca JugaMuseum Pos Indonesia di Bandung Sering Terjadi Penampakan, ini Cerita Seram dari Penjaganya

Baca JugaSitu Sangiang, Danau di Majalengka Menyimpan Sejarah Mistis dan Banyak Larangan

Lebih dari seabad yang lalu, puncak Gunung Patuha dianggap angker oleh masyarakat setempat sehingga tak seorangpun berani menginjaknya. Oleh karena itu, keberadaan dan keindahannya pada saat tersebut tidak diketahui banyak orang.

Seorang warga Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn pernah mengadakan mengadakan perjalanan ke daerah Bandung Selatan. Ketika sampai di kawasan tersebut, Junghuhn merasakan suasana yang sangat sunyi dan sepi, tak seekor binatangpun yang melintasi daerah itu.

Ia kemudian menanyakan masalah ini kepada masyarakat setempat, dan menurut masyarakat, kawasan gunung Patuha sangat angker karena merupakan tempat bersemayamnya arwah para leluhur, serta merupakan pusat kerajaan bangsa jin. Karenanya bila ada burung yang lancang berani terbang di atas kawasan tersebut, akan jatuh dan mati.

Meskipun demikian, orang Belanda yang satu ini tidak begitu percaya akan ucapan masyarakat. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menembus hutan belantara di gunung itu untuk membuktikan kejadian apa yang sebenarnya terjadi di kawasan tersebut. 

Namun sebelum sampai di puncak gunung, Junghuhn tertegun menyaksikan pesona alam yang begitu indah dihadapannya, dimana terhampar sebuah danau yang cukup luas dengan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam danau itu keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung. Terjawab sudah mengapa burung-burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut.

Dari sinilah awal mula berdirinya pabrik belerang Kawah Putih dengan sebutan di zaman Belanda Zwavel Ontgining Kawah Putih. Di zaman Jepang, usaha pabrik ini dilanjutkan dengan menggunakan sebutan Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey, dan langsung berada di bawah pengawasan militer. 

Cerita dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur.

Baca JugaCerita Mistis Kali Bekasi, dari Serdadu Jepang hingga Buaya Putih

Baca JugaSeram! Ini Kisah Mistis di Tikungan Benda Bantar Gebang Bekasi yang Sering Kejadian Aneh

Baca JugaCerita Mistis di Jembatan Citarum, Mulau dari Mesin Tiba-tiba Mati hingga Keberadaan Ikan Seukuran Tikar

Dikutip dari berbagai sumber, di Kawah Putih terdapat makam leluhur, diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. 

Salah satu puncak Gunung Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat ini masyarakat sesekali melihat secara gaib sekumpulan domba berbulu putih (domba lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para leluhur.


Share :