Virus corona yang sudah menyebar ke berbagai negara juga telah membuat industri hospitality dan F&B lainnya, pandemi turut menghantam bisnis kedai kopi. Semenjak virus corona menyebar, semuanya tak lagi sama. Pembatasan sosial yang harus dilakukan, membuat banyak tempat makan, termasuk coffee shop, harus tutup sementara.
Namun tak hanya itu saja pasalnya di masa PSBB transisi, mereka telah diperbolehkan untuk buka kembali. Tentunya, dengan menjalankan berbagai protokol kesehatan yang ada. Sanitasi diperketat, jumlah pengunjung pun dibatasi.
Bahkan pasalnya yang jelas, ada satu elemen yang harus hilang, dan dikompromikan; keleluasaan untuk kembali menikmati secangkir kopi tanpa kekhawatiran, atau bercengkrama bersama kawan hingga larut senja.
Baca Juga: Wah, Bakal Ada Whatsapp Pay, Lebih Mudah atau Bikin Ribet?
Tak hanya itu bahkan di masa pandemi ini juga mambuat para barista dan server yang memakai masker sampai face shield juga akan sering kita temui, karena telah menjadi salah satu aturan wajib yang harus ditaati. Coffee shop .TEMU, misalnya. Mereka punya beberapa aturan bagi para pengunjung dan pegawainya selama buka di masa pandemi.
Bahkan jika ingi bersantai dan sekedar nongkrong ada aturan juga pengunjung yang tak memakai masker dan suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat tak diizinkan untuk masuk. Kapasitas tempat duduk pun dikurangi sebesar 50 persen.
Bahkan hand sanitizer, cashless payment, dan menyemprot disinfektan secara rutin telah jadi aturan kebersihan baru. Kalau ruangan sudah penuh terisi, pengunjung yang baru datang pun tak boleh mengantre di dalam kafe. Mereka harus menunggu di mobil, atau di luar dengan tetap menerapkan social distancing.
"Kalau untuk pembatasan waktu kunjungan, saat ini masih belum ada, karena secara traffic juga masih rendah. Nanti jika semakin ramai, kita akan review kebijakan yang diperlukan. Tapi untuk di cabang M Bloc, secara kawasan menerapkan dine-in 90 menit," ungkap Joseph Erwin, COO .TEMU saat dihubungi wartawan.
Digitalisasi sebagai solusi
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya barista yang selalu ramah menyapa, sambil menanyai kopi apa yang ingin kita nikmati, adalah kehangatan yang tak pernah luntur dari sebuah coffee shop.
Tapi, pandemi terpaksa membuat interaksi sosial antara pelanggan dan karyawan harus diminimalisir sebisa mungkin. Inovasi digital, solusinya.
Baca Juga: Inovasi Baru kini Ada Masker dengan Lubang Sedotan untuk Menyeruput Minuman Tak Perlu Dilepas
Diketahui bahwa Gordi, yang merupakan kedai kopi sekaligus penyedia jasa kopi berlangganan di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, berinovasi dengan penggunaan menu digital. Mereka tengah mengembangkan sistem yang memungkinkan pelanggan melihat menu yang tertera di situsnya, hanya melalui scan barcode.
Pembayaran pun hanya bisa dilakukan secara cashless. Pengunjung diminta untuk membayar lewat mesin EDC, atau QR code berbagai pembayaran digital.