Subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 54,11 triliun hingga Rp 56,27 triliun pada 2021.
Hal itu berdasarkan bahan paparan asumsi dasar sektor ESDM RAPBN 2021 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam rapat kerja (raker) Senin 22 Juni 2020 dengan Komisi VII DPR RI.
Baca Juga: Kerahkan Petugas Cek Meteran, PLN Pastikan Kesesuaian Tagihan Pelanggan
Sebagai perbandingan, subsidi listrik pada 2019 adalah 51,71 triliun, dan pada APBN 2020 adalah Rp 54,79 triliun. Namun realisasi subsidi listrik hingga Mei 2020 adalah Rp 15,64 triliun, dan outlook-nya diperkirakan akan mencapai Rp 58,18 triliun.
"Beberapa asumsi terkait sektor ESDM yaitu antara lain harga rata-rata minyak mentah Indonesia/ICP. Kemudian yang kedua lifting minyak dan gas bumi. Ketiga volume BBM dan elpiji subsidi. Keempat subsidi minyak solar, dan kelima subsidi listrik," kata Arifin mengawali paparannya.
Dalam pemaparannya, volume BBM bersubsidi pada tahun depan diperkirakan mencapai 15,79-16,3 juta kilo liter (kl). Rinciannya, yaitu minyak tanah 0,48-,0,5 juta kl, dan solar 15,31-15,8 juta kl.
Baca Juga: HUT Jakarta dan Kegagalan Program Oke Oce Sampai DP 0 Rupiah Anies-Sandi
Sedangkan volume LPG 3 kilogram (kg) adalah 7 juta metrik ton pada RAPBN 2021. Sedangkan pada 2019 adalah 6,84 juta metrik ton, dan pada APBN 2020 adalah 7 juta metrik ton.