Whatsapp Sempat Error, Gak Bisa Lihat Status Online dan Last Seen, Ini Perbaikannya

Whatsapp Sempat Error, Gak Bisa Lihat Status Online dan Last Seen, Ini Perbaikannya

Ahmad
2020-06-21 14:20:36
Whatsapp Sempat Error, Gak Bisa Lihat Status Online dan Last Seen, Ini Perbaikannya
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna yang tersebar di 180 negara. Karena itu, tidak mengherankan bila saat ini aplikasi berwarna hijau itu telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari setiap orang. Foto: Shutterstock

WhatsApp sempat mengalami masalah sejak Jumat 19 Juni 2020 malam hingga menjadi tren pada Sabtu 20 Juni 2020.

Tentu saja hal itu membuat sejumlah warganet mengeluhkan masalah di mana mereka tak bisa melihat status online dan keterangan 'mengetik/typing' sama sekali.

Lebih lanjut, saat pengguna mencoba mengubah pengaturan privasi agar 'last seen/Terakhir Dilihat' bisa kembali dilihat, itu tetap tak tampil di profil mereka.

Bahkan, beberapa pengguna sampai mengira itu sebagai fitur baru kalau saja keadaan tak kembali normal pada hari ini.

Baca Juga: Hati-hati Menonton Video Dewasa Secara Daring, Jadi Kedok Malware

Pengguna WhatsApp memang bisa menyembunyikan keterangan 'Terakhir Dilihat' melalui pengaturan privasi. Namun, baru status online tak benar-benar bisa hilang walau fitur itu telah aktif. Maka tak heran jika para pengguna kebingungan ketika status online mendadak tak muncul sejak semalam.

Gangguan ini dirasakan oleh hampir semua pengguna dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mereka mengunggah gangguan yang mereka alami di media sosial Twitter dengan menyertakan tagar #WhatsApp.

Sekedar informasi, WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna yang tersebar di 180 negara. Karena itu, tidak mengherankan bila saat ini aplikasi berwarna hijau itu telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari setiap orang.

WhatsApp versi pertama benar-benar dipakai sekadar untuk update status di ponsel. Pemakainya kebanyakan hanya teman-teman Koum dari Rusia.

Ketika itu, satu-satunya layanan messaging gratis lain yang tersedia adalah BlackBerry Messenger. Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry. Google G-Talk dan Skype juga ada, tetapi WhatsApp menawarkan keunikan tersendiri di mana mekanisme login dilakukan melalui nomor ponsel pengguna.

Pada 2014, raksasa digital Facebook membeli WhatsApp senilai 19 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun. 

Kekayaan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp diperkirakan melonjak jadi 6,8 miliar dollar AS. Pada 18 Januari 2016, WhatsApp mengumumkan bakal mencabut biaya pemakaian sebesar 1 dollar AS per tahun. Artinya, layanan ini sepenuhnya tersedia gratis. 

Baca Juga: Heboh, Kerabat Positif Covid19 Hingga Ada yang Meninggal, Usai Berlangsungnya Pesta Pernikahan

Kebijakan tersebut mulai berlaku tak lama kemudian, pada 20 Januari 2016, sehingga pengguna WhatsApp disambut pemberitahuan bahwa aplikasi pesan instan itu bisa dipakai secara cuma-cuma “seumur hidup”. Dengan memangkas iuran tahunan, WhatsApp kehilangan satu-satunya sumber pendapatan.

Sebagai ganti pemasukan yang hilang, WhatsApp menyatakan bakal menjajaki kemungkinanan menawarkan sejumlah layanan berbayar untuk pengguna korporat. 

Layanan ini nantinya bisa dipakai oleh entitas bisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggan masing-masing tanpa perlu membayar biaya tambahan lain. 


Share :