Malware dalam konten porno kini mengalihkan sasaran kepada pengguna perangkat mobile ketimbang pengguna PC.
Ini didapatkan dari tinjauan aktivitas ancaman 2019 yang dilakukan oleh peneliti Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah pengguna ponsel yang diserang oleh konten pornografi tumbuh dua kali lipat pada tahun 2019 ataumencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pengguna yang ditargetkan pada 2018.
Baca Juga: HP Bukan Flagship, Tapi Kualitasnya Bisa Diadu, Cobain Realme 6 Pro Ini
Tren yang sebaliknya terlihat pada ancaman PC melalui konten dewasa, yang turun hampir 40%.
Lebih lanjut, mengenai ancaman seluler terkait dengan konten dewasa, Kaspersky memeriksa seluruh file yang disamarkan sebagai video porno atau paket instalasi terkait konten dewasa untuk Android dan menjalankan 200 tag porno populer terhadap basis data ini.
Dilansir dari BBC, Minggu 21 Juni 2020, analisis Kaspersky menunjukkan hasil untuk 105 tag pada 2018 dan 99 tag pada 2019. Hal ini mengungkapkan bahwa tidak semua konten porno digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk membidik korban.
Analisis tambahan menunjukkan bahwa konten dewasa yang berpotensi diinilai sebagai kekerasan jarang digunakan untuk menyebarkan malware.
Software iklan yang memperlihatkan atau mengarahkan pengguna ke halaman iklan yang tidak diinginkan, tetap menjadi ancaman seluler paling menonjol baik dalam variasi maupun jumlah pengguna.
Dari 10 ancaman teratas terkait pornografi bagi pengguna ponsel pada tahun 2019, tujuh di antaranya termasuk dalam kategori ancaman ini.
Sebuah aplikasi iklan yang terdeteksi sebagai AdWare.AndroidOS.Agent.f, menyerang 35,18% pengguna seluler yang diincar oleh konten porno yang mengandung malware pada tahun 2019. Jenis ancaman ini umumnya didistribusikan melalui berbagai program terafiliasi, yang menyerang korban lewat aplikasi jahat atau atau mendapatkan uang dari instalasi aplikasi.
"Melihat fakta bahwa pengguna kini menjadi lebih mobile, para pelaku kejahatan siber pun berlaku demikian. Kami telah melihat bahwa meskipun distribusi malware PC menurun, malware seluler terus mengalami peningkatan. Meskipun kami belum menyaksikan banyak perubahan dalam teknik yang digunakan oleh para pelaku kejahatan siber, statistik menunjukkan bahwa topik ini tetap menjadi sumber ancaman dan pengguna perlu menyadari hal itu, segera lah untuk mengambil langkah-langkah demi melindungi akses ke data berharga yang di simpan pada perangkat," komentar Dmitry Galov, peneliti keamanan di Kaspersky.
“Masyarakat tidak lagi dapat mengabaikan bagaimana serangan ini juga telah melanggar privasi pengguna - dengan kebocoran data dan menjual informasi pribadi di pasar gelap dengan biaya sangat kecil. Para pelaku kejahatan siber sekarang dapat mereferensi silang berbagai database pengguna yang bocor, sehingga mereka menjadi lebih terkonsep dalam persiapan serangan, membuatnya menjadi lebih tepat sasaran dan tentunya lebih efektif.Para pengguna perlu mengambil upaya lebih serius untuk melindungi diri dari sebelumnya dengan menerapkan langkah-langkah keamanan canggih dan mengedukasi diri dalam menangani data pribadi di web serta mengevaluasi risiko apa yang mungkin harus dihadapi," Dmitry menambahkan.
Baca Juga: Main PUBG di HP Harga 1 Jutaan Emang Bisa? Coba Samsung Galaxy A01, Cek Spesifikasinya
Privasi menjadi perhatian lebih besar untuk pengguna ketika terkait konten dewasa. Mulai dari gambar pribadi yang bocor hingga langganan situs pornografi premium curian, informasi ini tetap diminati dengan “seks” terus menjadi topik yang digunakan oleh aktor ancaman sebagai cara mudah dalam menghasilkan uang. Di atas semua itu, penipuan sextortion juga telah mendapatkan momentumnya dan menjadi sebuah “industri” yang terpisah.
Untuk, kepada masyarakat agar memblokir program dari sumber yang tidak dikenal pada pengaturan ponsel cerdas Anda dan hanya menginstal dari toko aplikasi resmi.