Fakta baru tentang kasus virus corona atau covid-19 kembali diungkap. Para ahli kesehatan dunia menyebutkan bahwa kebanyakan pasien covid -19 meninggal dunia sebab kekurangan vitamin D. Hal tersebut bukan sekedar merupakan hasil temuan berdasarkan riset pada Mei lalu.
Hal tersebut pun diaminkan oleh Dokter Spesialis Alergi-imunologi Prof. Dr Iris Rengganis. Menurutnya kebanyakan pasien covid-19 yang meninggal faktirnya adalah karena kekurangan vitamn D.
Baca juga: Simak Yuk, Benarkah Kondom Gerigi Tingkatkan Kepuasan Seksual?
"Jadi ternyata rata-rata orang yang meninggal saat Covid-19, saat diperiksa ternyata vitamin D rendah. Kemudian diberikan pada yang masih hidup kondisinya jadi membaik selama dia belum sampai kondisi parah," kata Dokter Spesialis Alergi-imunologi Prof. Dr Iris Rengganis, SpPD, KAI dalam webinar versama IDAI wilayah DKI Jakarta, Minggu 7 Juni 2020.
Dirinya percaya bahwa temuan riset tersebut cukup masuk akal dan rasional secara faktual. Nyatanya Vitamin D larut dalam lemak dan sangan memilii peran penting.
Menurut penjelasannya vitamin D berperan dalam banyak fungsi tubuh yang penting. Vitamin D memiliki peran dalam regulasi proliferasi dan diferensiasi sel dan mengatur sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Fermentasi Jamu Biji Tingkatkan Kekebalan Tubuh Ditengah Pandemi, Benarkah?
"Jadi kalau kekurangan vitamin D sel-sel itu tidak dapat bekerja dengan baik. Jadi memang bukan hanya untuk Covid tapi seluruh penyakit infeksi. Vitamin itu harus dilengkapi A, B, C, D, E," katanya.
Sebab itu dirinya sangat menganjurkan asupan vitamin D yang bisa didapatakan dari suplemen, sinar matahari, juga makanan seperti jamur, kuning telur, dan ikan. Hal tersebut akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
"Saya anjurkan minumlah vitamin D yang mengandung 1000 IU per hari untuk memenuhi pertahanan," ucapnya.
