Perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dengan China kembali memanas. AS menuduh China telah melakukan propaganda dengan memanfaatkan kerusuhan yang belakang terjadi terkait kasus kematian pria kulit hitam George Floyd.
Tuduhan AS atas China tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Dirinya menuding China telah memanfaatkan kerusuhan di AS terkait kematian George Floyd untuk melakukan propaganda halus.
Baca juga: Bukan Cuma di Amerika, Demo Kematian George Floyd Juga Membara di Prancis
"Seperti halnya kediktatoran sepanjang sejarah, tidak ada kebohongan yang menjijikkan, demi melayani nafsu partai berkuasa. Propaganda menggelikan ini seharusnya tidak membodohi siapa pun," kata Pompeo, merujuk pada Partai Komunis China, seperti dikutip dari AFP, Minggu 7 Juni 2020.
Pompeo menambahkan, dalam beberapa hari terakhir China terus-menerus menghina kebenaran dan mencemooh hukum.
"Upaya propaganda Partai Komunis China, berusaha untuk mengacaukan tindakan Amerika Serikat setelah kematian George Floyd dengan penolakan terhadap HAM dan kebebasan (Hong Kong), harus dilihat sebagai penipuan yang sebenarnya," tulis Pompeo.
Perseteruan keduanya memang terjadi sejak lama, namun lebih menguat sejak sejak pemerintahan Donald Trump. Terkait kerusuhan di AS, China memang kerap kali melontarkan statemen mengkritik AS terkait demonstrasi kematian pria 46 tahun itu.
Baca juga: Pria Bertato Peta Indonesia, Minta Maaf kara Ikut Berdemo di Philadelphia, Amerika
Begitupun dengan AS, selama virus corona mewabah, AS kerap kali mengecam dan menuduh China menutupi wabah virus corona sejak awal hingga menjalarke seluruh dunia. Ha lain adalah untuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong serta soal pelantikan presiden Taiwan. China pun membalas melalui kasus pembunuhan Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei lalu.