Amerika tengah memanas pasalnya sudah beberapa hari ini masyarakat tengah mengelar aksi protes atas mennggalnya George Floyd, bahkan ternyata bentrokan ini tak hanya di AS saja pasalnya di Paris bahkan bentrok ini juga terjadi antara polisi dan demonstran di Paris, Prancis, dalam unjuk rasa antirasisme yang diikuti sekitar 20 ribu orang pada Selasa 2 Juni 2020.
Namun tak hanya itu saja pasalnya meski dipantik oleh kematian George Floyd, warga Afrika-Amerika yang tewas kehabisan napas saat lehernya 'dikunci' lutut oleh polisi AS, demonstran juga turun ke jalanan Paris untuk memprotes kematian Adama Traore.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya Traore tewas pada 2016 saat ia berada dalam tahanan polisi, yang ketika itu juga berbuntut demonstrasi di Prancis. Aksi kali ini terjadi setelah diumumkannya dua laporan medis yang berbeda soal penyebab kematian Traore.
Baca Juga: Ikut Demo Protes Kematian George Floyd, Ariana Grande Turun ke Jalan
Warga mulai berkumpul di utara Paris pada Selasa menjelang malam, meski tak mendapat izin karena larangan berkumpul di atas 10 orang yang dikeluarkan pemerintah terkait pandemi virus corona.
Namun tak hanya itu saja bahkan berdasarkan laporan AFP, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.
Bentrokan sporadis lalu pecah di dekat jalan lingkar utama Paris, demonstran mulai melempar batu ke arah polisi yang direspons dengan tembakan peluru karet.
Beberapa pengunjuk rasa membakar tempat sampah, sepeda dan skuter untuk mengatur barikade menyala di jalanan.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengecam kekerasan yang terjadi dalam aksi.
"Tidak ada pembenaran atas apa yang terjadi di Paris malam ini, ketika protes di jalan-jalan umum dilarang untuk melindungi kesehatan semua orang," kata dia lewat cuitan di Twitter.
Baca Juga: Bukan Cuma di Amerika, Warga di Amsterdam dan Dublin Juga Gelar Aksi Demo Kematian George Floyd
Untuk George Floyd
Sebelum demonstrasi Selasa malam, kakak perempuan Traore, Assa, sempat berorasi ke massa aksi.
"Hari ini kita tidak hanya berbicara tentang pertarungan keluarga Traore. Ini adalah perjuangan untuk semua orang. Ketika kita berjuang untuk George Floyd, kita berjuang untuk Adama Traore," katanya.
"Apa yang terjadi di Amerika Serikat adalah gaung dari apa yang terjadi di Prancis."
Tak hanya itu saja bahkan sementara itu Kepala Kepolisian Paris Didier Lallement, yang melarang protes itu, sebelumnya pada Selasa menulis surat kepada jajaran kepolisian di bawahnya.
Dia menyatakan simpati akan "rasa sakit" yang harus dirasakan oleh petugas yang "dihadapkan pada tuduhan kekerasan dan rasisme, yang terus-menerus diulang lewat jejaring sosial dan kelompok aktivis tertentu".
Ia menambahkan, pasukan kepolisian Paris "tidak kejam, tidak juga rasis: mereka bertindak dalam kerangka hak atas kebebasan untuk semua,".