Nama George Floyd saat ini tengah menggema, menjadi latar aksi protes yang mengguncang Amerika Serikat.
Floyd adalah pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi. Video kematian Floyd akan jadi pemandangan tak terlupakan hingga ke generasi mendatang.
Ia tumbuh di pemukiman miskin Amerika Serikat, kehidupan Floyd naik dan turun. Di penghujung usianya, 46 tahun, Floyd dilaporkan tengah memperbaiki dirinya menuju kebaikan. Ayah dua anak ini meninggal dicekik oleh Derek Chauvin, polisi di Minneapolis, Minnesota, pekan lalu.
Baca Juga: Bukan Cuma di Amerika, Demo Kematian George Floyd Juga Membara di Prancis
Floyd lahir dan besar di Houston, tepatnya di Third Ward, sebuah permukiman warga kulit hitam yang setengah warganya hidup dalam kemiskinan. Beyonce besar di Third Ward sebelum ketenaran diraihnya yang dikutip dari berbagai sumber.
Saat remaja, Floyd juga dipenuhi prestasi. Pria tinggi besar ini jadi atlet American Footbal untuk tim SMA Yates High School Lions pada 1992 dalam pertandingan negara bagian Texas. Mereka mendapat juara kedua.
Tamat dari SMA, dia kembali jadi atlet, tapi kali ini basket. Dia direkrut menjadi pemain di tim South Florida State College di Avon Park, Florida. Dia sempat kuliah di tempat itu dari 1993 hingga 1995.
Kemudian pada 2007, Floyd ditangkap polisi atas perampokan bersenjata di Houston. Akibat perbuatannya, dia divonis lima tahun penjara pada 2009. Sebelumnya dia juga pernah dipenjara atas kepemilikan kokain.
Pada 2014 setelah bebas, dia pindah ke Minneapolis untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Pria tinggi-besar ini ingin berubah dan melupakan masa lalunya yang kelam. Dalam sebuah video pada 2017, dia terlihat mengimbau anak-anak muda untuk tidak menggunakan senjata.
Di Minneapolis, Floyd bekerja sebagai petugas keamanan di toko Salvation Army, sebuah lembaga amal Kristen. Untuk menambah penghasilan, pria yang dijuluki "Big Floyd" ini juga bekerja sebagai sopir truk dan penjaga di kelab malam Conga Latin Bistro.
"Dia selalu ceria," kata Jovanni Tunstrom, pemilik kelab malam itu, kepada The Guardian. "Sifatnya bagus. Dia selalu berdansa dengan lucu untuk membuat orang lain tertawa."
Namun, untuk mencegah penyebaran virus Corona kelab tempat bekerja terpaksa tutup. Oleh karena itu, Harris mengaku terpaksa merumahkan Floyd. Ia juga mengatakan bahwa dia menghubungi Floyd sehari sebelum terbunuh untuk memberi kontak pekerjaan.
Mantan pemain NBA sekaligus kawan, Stephen Jackson, mengatakan Floyd dikenal sebagai pelindung dan pembantu teman-temannya. Dia mengatakan, Floyd pindah ke Minnesota untuk memulai hidupnya yang baru.
Seperti diketahui bahwa kematian Floyd diawali oleh laporan penjaga toko di Minneapolis. Dia memanggil polisi karena Floyd membeli rokok dengan uang palsu USD 20.
Baca Juga: Satu Warga Kentucky Ditembak Polisi saat Demo George Floyd
Ketika itu, Floyd menolak masuk ke mobil polisi saat hendak ditangkap. Dia lalu dibekuk oleh Chauvin, ditekan lehernya dengan lutut. Beberapa kali Floyd mengatakan tak bisa bernapas, tapi Chauvin bergeming, seperti ditulis oleh New York Times.
Chauvin disebut mencekik Floyd selama 8 menit 46 detik. Floyd tak sadarkan diri selama dua menit terakhir. Itu adalah saat-saat terakhir kehidupannya.