Banyak kisah unik yang dapat di jumpai di Indonesia. Salah satunya yakni beberapa kisah asal dari beberapa nama sebuah kota di Indonesia ini. Kenapa sebuah kota dinamai seperti yang disebut sekarang ini, ternyata inilah beberapa kisahnya.
Berikut ini 5 nama kota di Indonesia yang memiliki keunikan kisah asal usul namanya.
1. Semarang
Ibukota provinsi Jawa Tengah ini terkenal dengan makanan khasnya Lumpia. Jika kita berbicara tentang Lumpia pasti kita tertuju ke kota Semarang. Selain Lumpia, di kota ini juga ada beberapa bangunan khas yang terkenal sebagai objek wisata Indonesia seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Klenteng Sam Poo Kong dan lainnya.
Asal nama kota ini menurut cerita, pada akhir abad ke 15 ada seorang pangeran dari Kesultanan Demak yang sedang menyebarkan agama islam sampai ke daerah yang sekarang disebut Semarang. Asal kata Semarang sendiri berasal dari kata Asem Arang, atau pohon asam yang buahnya jarang (arang) yang ditanam oleh keturunan pangeran tersebut.
Baca Juga : Inilah Daftar Kota di Indonesia yang Terkenal Sebagai Penghasil Perempuan Tercantik
2. Pontianak
Semua orang pasti tahu kota ini terkenal dengan julukan "Kota Khtulistiwa" dikarenakan garis lintang nol derajat bumi. Selain dilalui garis khatulistiwa, Kita bisa menemukan masyarakatnya di salah satu sungai terbesar, Kapuas, dan kekayaan budaya suku khasnya yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa.
Tapi banyak yang tidak tahu asal nama kota ini, yang lumayan membuat seram. Asal nama kota ini berasal dari cerita Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri dan sultan pertama Pontianak yang setiap kali menyusuri sungai kapuas diganggui oleh hantu kuntilanak.
3. Makassar
Kota yang mempunyai salah satu pelabuhan utama di wilayah Indonesia Timur ini dahulunya bernama Ujung Pandang. Sejak 1999, kota inipun berubah menjadi Makassar, sesuai dengan nama suku terbesar di wilayah tersebut. Kata Makassar berasal dari peristiwa sakral, dimana Baginda Raja Tallo kedatangan seorang lelaki berjubah putih dan bersorban hijau yang wajahnya teduh dan seluruh tubuhnya memancarkan cahaya.
Baginda meyakini bahwa lelaki tersebut adalah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu untuk mengingat peristiwa tersebut, dinamakan wilayah kerajaan Baginda sebagai ‘Akkasaraki Nabiyya’ yang artinya Nabi menampakkan diri. Sebutan peristiwa itu akhirnya disingkat menjadi Makassar.
4. Palembang
Kota yang dikenal sebagai kota mpek-mpek, makanan khas Palembang yang sudah terkenal di seluruh Indonesia, juga dikenal dengan beberapa obyek wisatanya seperti Jembatan Ampera atau Pulau Kemaro. Kota ini merupakan kota lama dan pusat percampuran berbagai bangsa di dunia karena telah menjadi salah satu kota pelabuhan sejak jaman dahulu. Asal kata Palembang ada tiga versi, tapi dua versi yang unik menurut saya.
Versi pertama, Palembang berasal dari kata ‘Melimbang’ yang artinya mendulang emas. Kata ‘Melimbang’ berasal dari sejarah kota ini yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai pendulang emas di sungai Musi di masa lalu. Sedangkan versi kedua, berasal dari kata ‘Pai Lian Bang’, sebutan seorang menteri di Tiongkok kuno untuk kota pelabuhan di Sumatera. Namun karena orang-orang lokal sulit mengucapkan kata tersebut maka lama kelamaan masyarakat menyebutnya dengan Palembang.
Baca Juga : Nyata Tapi Sulit Dipercaya, Ternyata 4 Olahraga Tradisional Indonesia ini Sudah Mendunia
5. Tidore
Nama kota dan juga pulau ini memang jarang disebut sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Maklum, letaknya yang hampir diujung timur Indonesia, membuatnya lumayan sulit untuk dikunjungi. Tidore, merupakan salah satu kota yang bersejarah di Indonesia. Bahkan kota ini sudah terkenal sejak jaman kolonialisme dan imperialisme di dunia karena sebagai salah satu tempat penghasil cengkeh dan pala terbesar di Nusantara.
Asal kata Tidore berasal dari kata ‘To Ado Re’ yang artinya aku telah sampai dan bahasa Arab ‘Anta Thadore’. Kata-kata ini muncul pada saat terjadi pertandingan adu kehebatan dan kelihaian antara para momole (pemimpin masyarakat pulau ini). Pada peristiwa tersebut para momole yang datang akan meneriakkan kata ‘To Ado Re’ tersebut, dan kemudian datang Syekh Yakub yang meneriakkan kata ‘Anta Thadore’. Sejak itu perpaduan kedua kata tersebut digunakan untuk menyebut kota dan sekaligus pulau Tidore.