Berbicara tentang sepakbola Sumatera Utara pasti akan merujuk ke PSMS Medan. Karena PSMS Medan merupakan sebagai salah satu klub sepak bola legendaris di memiliki catatan sejarah panjang.
Tercatat klub yang berdiri 1950 silam ini pernah menjadi juara di era Perserikatan sebanyak enam kali yakni 1967, 1969, 1971, 1975 (juara bersama Persija), 1983 dan 1985.
Sementara itu di era profesional sampai saat ini, PSMS sama sekali belum pernah menjadi kampiun. Prestasi terbaik mereka adalah menjadi runner-up Liga Indonesia edisi 2007/2008. Tak hanya itu saja, PSMS Medan juga cukup dikenal dengan memberikan kontribusi pemain-pemain berbakat untuk untuk penggawa Timnas Indonesia
Baca Juga : Kisah Heroik, Ronny Pasla Legenda PSMS Medan yang Pernah Tepis Penalti Pele
Pada era keemasan tersebut, PSMS sering memberikan kontribusi terutama untuk skuat Timnas Indonesia, termasuk salah satunya sosoknya yakni Anwar Ujang.
Pemain kelahiran Cikampek, Karawang, Jawa Barat, 2 Maret 1945, ini mantan pemain timnas Indonesia pada era 1960-an sampai 70-an dan salah satu pemain legendaris PSMS Medan seangkatan dengan Ronny Pasla, Tumsila, Wibisono, Parlin Siagian dan Nobon Kayamuddin.
Pemain dengan nomor punggung 5 ini pertama kali bergabung dengan PSSI pada April 1965 dan menjadi kapten tim PSSI pada tahun 1971-1974.
Pada masa jayanya, Anwar Ujang sering dijuluki Beckenbauer Indonesia dan bersama tim Indonesia sering melakukan pertandingan melawan tim-tim dari Eropa dan Asia.
Baca Juga : Inilah Kisah Kejayaan PSMS Medan dari Juara Beruntun Hingga Taklukkan Ajax Amsterdam
Salah satu momen sang legenda yakni memperkuat Timnas saat bersua klub asal Brasil, Santos, yang diperkuat bintang legendaris Pele pada 21 Juni 1972 silam.
Di laga itu Timnas Indonesia diperkuat 4 pemain PSMS Medan sebagai starter yaitu Ronny Pasla (kiper), Anwar Ujang (stoper/kapten), Sunarto (bek kiri) dan Yuswardi (bek kanan). Hasil akhir Timnas kalah 2-3.
Setelah pertandingan, menjadi headline di berbagai media masa kala itu, bahwa Pele sempat memberikan pujian kepada Anwar Ujang sebagai pemain terbaik. Dia dipuji karena mampu mematikan pergerakan Pele.
Usai lawan Santos yang dihuni Pele, beberapa tahun berselang tepatnya pada 19 April 1974, Timnas Indonesia dengan Anwar Ujang menjamu Timnas Uruguay di Stadion Istora Senayan. Kala itu, Uruguay yang dipersiapkan untuk Piala Dunia 1974 dimotori serangan oleh Juan Silva dan Fernando Morena.
Sayangnya, Timnas Uruguay tidak membawa pemain inti mereka, sehingga mereka harus menerima kekalahan dengan skor 1-2 atas Indonesia. Karena tidak mau merasa malu, akhirnya mereka meminta pertandingan ulang. Pertandingan diadakan pada tanggal 21 April. Sayangnya, kali ini giliran Timnas Indonesia yang harus menerima kekalahan dengan skor 2-3.
Ketika itu, Anwar Ujang berhasil mematikan pergerakan Fernando Morena dan Juan Silva sehingga mereka tampak kesulitan untuk menembus pertahanan timnas Indonesia. Serta suatu kebanggaan karena 3 pemain PSMS jadi starter dalam duel ini yaitu Ronny Pasla, Anwar Ujang dan Nobon.
Anwar Ujang bergabung ke PSMS pada 1968 dari Persika Karawang lewat klub Pardedetex yang dibentuk T.D Pardede. Karena Pardedetex waktu itu tidak bisa ikut Kejurnas PSSI maka beberapa pemainnya seperti Iswadi Idris, Anwar Ujang, Soetjipto Soentoro dan lain-lain membela PSMS di Kejurnas PSSI 1969.
Ketika 1970 Iswadi dkk kembali ke klub asal masing-masing (sebelum gabung Pardedetex), hanya Anwar Ujang yang bertahan di PSMS. Mungkin Ujang tetap bertahan karena Anwar Ujang mendapat istri dengan Boru Lubis dan ia juga bekerja di Medan.
Sang legenda turut memberikan sejumlah gelar bersama PSMS seperti juara Perserikatan pada 1969 dan 1971, juara Marah Halim Cup 1972 dan 1973, Juara Soeharto Cup 1972 dan membawa PSMS Medan menjadi sampai ke semifinal Liga Champions Asia (Asian Club Championship) 1970.
Baca Juga : Kisah Sibiangsa dari Simalungun, Ritual Senjata yang Sarat Mistis dan Mengerikan
Selain itu, Anwar Ujang juga turut membawa Tim Sumut meraih medali emas PON 1969 dan membawa PSSI Wilayah I yang didominasi PSMS meraih runner-up President Cup 1974 di Seoul," kata Indra secara rinci.
Sebelum ke Pardedetex dan PSMS, Anwar Ujang main di Persija dan Persika Karawang. Setelah dari PSMS, ia pindah ke PSL Langkat (klub Sumatera Utara) pada 1975 dan akhirnya gantung sepatu pada 1977.
Saat itu, ia pindah dari PSMS ke PSL Langkat karena kerja juga (Pertamina). Almarhum Anwar Ujang meninggal di Medan pada 18 Oktober 2014 dan dimakamkan di Medan, sesuai permintaan dirinya walau ia merupakan putera daerah Karawang.