Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya atau biasa disingkat PSMS Medan adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. PSMS Medan saat ini bermain di Liga 2.PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS.
Dimana, PSMS Medan yang berusia 70 tahun hari ini, ternyata mempunyai kisah masa kejayaan ketika mereka meraih juara beruntun hingga bisa taklukkan Ajax Amsterdam.
Klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, PSMS Medan yang telah menginjak usia 70 tahun. Dengan usia yang tak muda lagi, PSMS Medan kini memang berada dalam situasi yang tak cukup membanggakan. Kala mereka hanya bisa berkompetisi di kasta kedua, Liga 2 2020.
Namun dengan usia yang telah menginjak tujuh dekade itu, perjalanan Panjang PSMS Medan juga pernah diwarnai oleh kisah kejayaan. Di mana mereka bisa menjadi klub yang paling menakutkan di Indonesia. Meraih juara secara berturut hingga mengalahkan klub besar Eropa, sekaliber Ajax Amsterdam.
Kisah kejayaan itu terukir oleh PSMS Medan pada medio tahun 60-an. Dengan mengandalkan pemain muda seperti Tumsila, Roni Pasla, Sarman Pangabean, dan Rudi Siregar, PSMS Medan keluar sebagai juara kompetisi perserikatan di tahun 1967. Setelah mengalahkan Persib Bandung dengan skor meyakinkan, 2-0.
Sukses meraih gelar pertamanya di era Perserikatan, PSMS Medan pun seakan belum puas. Gelar berturut berhasil mereka torehkan, dalam kompetisi yang tak selalu dalam waktu yang bukan setahun sekali itu.
Yakni di kompetisi era perserikatan berikutnya di tahun 1971, gelar juara berhasil mereka raih dengan mengandaskan perlawanan pesaing terdekatnya, Persebaya Surabaya.
Sempat absen juara di tahun 1973, era kejayaan PSMS Medan kembali ditandai klub berjuluk Ayam Kinantan itu dengan gelar juara di tahun 1975. Dengan rentetan gelar tersebut, tak mengherankan jika kemudian PSMS Medan sempat mendapatkan julukan menakutkan sebagai The Killer.
Pada masa kejayaannya itu di mediao 60-an hingga 70-an, prestasi PSMS Medan sendiri bukan hanya terhenti di level nasional. Bebeberapa kali mewakili Indonesia di ajang internasional antarklub, PSMS Medan pun bisa menjawabnya dengan raihan prestasi membanggakan.
Paling membanggakan tentu saja ketika mereka bisa meraih juara di Agha Khan Gold Cup (Daka) 1967, yang dihelat di Pakistan. Saat itu Tumsila dan kawan-kawan berhasil menjadi juara dengan mengalahkan wakil tuan rumah Muhammadan dengan skor 2-0.
Meski tak juara di tahun 1970, PSMS Medan juga sempat meraih catatan membanggakan dengan menjadi semifinalis, mengalahkan beberapa klub internasional lainnya.
Termasuk di tahun 1972, meski hanya menjadi finalis setelah kalah dari tuan rumah Timnas Korea Selatan. PSMS Medan yang kala itu berhadapan dengan beberapa negara lain di Piala Presiden di Korea juga bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.
Di antara catatan membanggakan dan sederet prestasi tersebut, cerita masa kejayaan PSMS Medan saat itu juga sempat diwarnai oleh keberhasilan mereka mengalahkan tim raksasa Eropa, Ajax Amsterdam.
Saat itu di tahun 1975, dalam sebuah laga persahabatan, PSMS Medan membuktikan betapa angkernya kandang mereka, Stadion Teladan. Di saat klub sebesar Ajax Amsterdam pun berhasil mereka buat bertekuk lutut, dalam skor akhir 4-2.
Sayang setelah gelar juara di tahun 1975 itu, masa kejayaan PSMS Medan seakan memudar. Tim Ayam Kinantan baru bisa kembali meraih gelar juara di tahun 1985. Itu juga merupakan gelar terakhir yang mereka bisa raih di kompetisi resmi hingga saat ini.