Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan warga DKI Jakarta untuk tidak melakukan mudik lokal. Mudik lokal yang dimaksud Anies adalah akitifitas silaturahim pada hari idul fitri dengan saling berjabat tangan. Hal tersebut masuk dalam larangan selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.
Menurut Anies perayaan hari raya idul fitri masih tetap dilakukan, namun dengan cara yang berbeda danlebih aman. Larangan mudik lokal bukan berarti tidak bisa saling bersilaturahim dan berma-maafan seperti yang biasa dilakukan di hari lebaran. Menurtunya hal tersebut masih bisa dilakukan secara virtual, dari itu dirinya lebih menekankan mudik virtual dan melarang mudik lokal.
"Jangan ada mudik lokal, yang boleh adalah mudik virtual," kata Anies dalam keterangan persnya, Sabtu 16 Mei 2020.
Anies kembali menegaskan kembali bahwa pihak-pihak yang masih diboleh bepergian adalah mereka yang bertigas di 11 sektor yang telah ditetapkan selama PSBB.
Kesebelas sektor itu diantaranya kesehatan, bahan pangan/ makanan/ minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, logistik, konstruksi, perhotelan, dan keuangan. Lalu ada industri strategis, pelayanan dasar, dan sektor kebutuhan sehari-hari. Selain pekerja dari sektor-sektor tersebut, Anies ingin masyarakat tetap berada di rumah.
Sekali lagi Anies memohon kepada seluruh warga DKI Jakarat untuk mengerti, mengikuti apa yang diserukan oleh pemerintah dalam pencegahan virius corona. Anies mengingatkan warga DKI Jakarta betapa ganasnya virus corona yang tidak mengenal apa dan siapa, tidak mengenal hari biasa atau hari raya.
"Lebaran atau tidak, sama saja. Virus tidak kenal nama hari. Tidak ada hari besar atau hari biasa. Tidak kenal lebaran atau tidak," jelas Anies.
"Jangan kita membuat kondisi Jabodetabek kembali ke bulan Maret dan membuat usaha yang sudah berjalan selama dua bulan lebih ini menjadi sia-sia," lanjut dia.
