Selama pandemi virus corona, timpat wisata alam bawah laut di Raja Empat ditutup. Namun penangkapan ikan secara ilegal justru marak terjadi. Kepala Kampung khawatir jika tidak dijaga dengan baik bisa merusak alam.
Kepala Kampung Yenbuba, Yakob Sauyai, Senin 27 April 2020 mengajak warga dan aparat kemanan untuk menjaga alam wisata bawah laut Raja Ampat. Bersama masyarakat, aparat kampung pemuda, Babinsa TNI dan Babinkamtibmas Kepolisian mendatangi seumlah tempat wisata gunan pemsangan papan peringatan larangan penangkapan ikan ilegal.
Aksi tersebut dilakukan guna melindungi kawasan-kawasan tempat wisatawan menyelam di sekitar kampung Yenbuba agar terhindar dari kerusakan akibat penangkapan ikan terutama menggunakan peralatan tidak ramah lingkungan.
"Kekhawatiran masyarakat jika tempat-tempat wisatawan menyelam tersebut tidak dijaga dengan baik di tengah situasi wabah virus corona ini, alam setempat akan rusak di kemudian hari," ujarnya.
Kepala kampung menjelaskan bahwa pemasangan papan larangan bertujuan untuk menjaga alam, khusus wisata alam wisata bawah laut Raja Ampat. Hal tersebut dilakukan demi keberlangsungan pariwisata Raja Ampat yang merupakan destinasi wisata dunia ke depan.
"Kami tidak melarang aktivitas penangkapan ikan namun tidak dilakukan di kawasan-kawasan tempat wisatawan menyelam serta tidak menggunakan peralatan yang merusak terumbu karang," ujarnya.
