Serangan udara yang terjadi di Sagaing, Myanmar pada Selasa 11 April 2023 lalu setidaknya menewaskan 100 orang. Sinergy Policies mendesak ASEAN untuk tidak berdiam diri melihat situasi ini. ASEAN diminta melakukan kecaman sekaligus melakukan langkah konkret untuk mencari pendekatan terhadap kasus kekerasan ini.
Baca juga: Ikut Menentang Aksi Kudeta Myanmar, Aktor Sekaligus Mantan Biksu Paing Takhon Ditangkap Militer
“Serangan udara di balai komunitas di wilayah Sagaing tengah
adalah tampilan lain dari kebrutalan dan model otoritas militer yang biadab
atas orang-orang yang tinggal di dalam wilayah Myanmar. Hal ini semakin
menegaskan tidak adanya niat dari junta militer Myanmar untuk menahan diri
sepenuhnya dalam menghentikan kekerasan di Myanmar seperti yang diharapkan para
Pemimpin ASEAN pada April 2021,” ungkap Dinna Prapto Raharja, Ph.D, praktisi
hubungan internasional, pendiri & direktur eksekutif Synergy Kebijakan.
Menurut Dinna, Zaw Min Tun selaku juru bicara militer yang
telah mengkonfirmasi tindakannya atas dasar untuk memerangi kelompok yang diduga
milisi menunjukkan bahwa militer tidak melihat siapa pun di luar lingkaran
militer. Militer dinilai tidak dapat melihat orang luar sebagai mitra untuk
mengelola dan mengatur multi- etnis dan multi-kelompok Myanmar. Ini pertanda
kuat pola pikir zero-sum game yang berakibat fatal bagi tata kelola negara
berdaulat.
Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 diminta untuk melakukan
tindakan tegas termasuk mengecam tindakan kekerasan di Myanmar.
“Ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip ASEAN
sebagaimana tercantum dalam Piagam ASEAN, di mana “seluruh rakyat negara
anggota ASEAN menjunjung prinsip demokrasi, supremasi hukum dan pemerintahan
yang baik, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia dan hak asasi
manusia. kebebasan”, sehingga Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 harus
mengambil tindakan cepat selain mengirimkan pernyataan kecaman untuk
menghentikan kekerasan di Myanmar atas nama ASEAN,” kata Dinna.
Selain kecaman, Synergy Policies juga ingin sejumlah pihak di ASEAN melakukan perundingan untuk mencari titik temu demi adanya langkah-langkah penghentian kekerasan yang dilakukan oleh Militer Myanmar.
Baca juga: Junta Militer Makin Sadis, 44 Anak Tewas Myanmar Kembali Dikecam Internasional
“Kami memahami bahwa Kantor Utusan Khusus ASEAN untuk
Myanmar telah mencoba untuk membawa semua pihak yang berkepentingan di Myanmar
ke meja perundingan, tetapi kebrutalan terbaru ini menunjukkan bahwa yang
paling mendesak adalah menyatukan hanya pihak-pihak yang berniat memulihkan
non- pendekatan kekerasan terhadap konflik di Myanmar untuk melakukan
brainstorming langkah-langkah segera untuk menghentikan kekerasan dengan
bantuan elemen-elemen yang berpikiran sama dari dalam ASEAN,” imbuhnya.