Memasuki hari keenam penyelenggaraan Bali Digital Fashion
Week 2022, rangkaian acara menarik masih terus berlangsung. Kini MAJA Labs
mengajak kita untuk melakukan diskusi mengenai Nature, Culture, dan Future bersama
dengan Founder MAJA Labs, Adrian Zakhary serta Founder Samsara Living Museum, I
B. Agung Gunarthawa di Samsara Living Museum pada Kamis, 15 Desember 2022.
Adrian Zakhary dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bagaimana awal mula BDFW 2022 ini terselenggara hingga dukungannya bagi sustainability fashion hingga Phygital Fashion.
Baca juga: Bali Digital Fashion Week 2022 Resmi Dibuka, Adrian Zakhary: Web 3 is Already Here
Adrian Zakhary Ungkap Bali Jadi Awal Ide BDFW 2022
Dalam talkshow tersebut, Adrian Zakhary mengungkapkan
bagaimana kekaguman dirinya pada Bali yang masih mengusung budaya literasi yang
tinggi. Masyarakat Bali mengerti dan paham tentang sejarah dan silsilah sejarah
keluarga serta daerahnya sendiri.
"Jadi yang menarik adalah bagaimana orang-orang Bali,
terutama disini ya kita melihat Karangasem sebagai centrumnya, yang membuat
kita takjub adalah budaya literasi. Saya diskusi sering banget soal literasi
bagaimana catatan-catatan itu ada di rumah orang Bali," ujar Adrian.
Adrian juga membeberkan bahwa awal dari ide-ide yang ia
kembangkan saat ini berasal dari Bali. Bahkan acara BDFW 2022 juga lahir dari kepedulian
serta kecintaan pada alam dan budaya disana.
"Sebetulnya ide-ide yang dilahirkan hari ini sebetulnya
berasal dari Bali. Bahkan ide ketika kita membuat bali digital fashion week itu
berasal dari kepedulian kecintaan kita pada nature dengan culture dimana ini
masih bisa berinteraksi masih bisa berjalan dengan baik ketika masa depan
hadir," ungkapnya.
BDFW 2022 Suarakan Kepedulian pada Bumi
Awalnya, Adrian mengungkapkan bahwa dirinya ingin mengenalkan
semangat untuk kembali mencintai dan peduli pada bumi melalui event BDFW 2022
ini pada dunia internasional.
"Untuk mengenalkan ke internasional tentang event kita
tentang Bali tentang Indonesia akhirnya kita bikin MAJA Tresna. MAJA Tresna
itu, tresna kan artinya cinta jadi tema besarnya kita arahkan The spirit of
Love. Semangat kita untuk kembali mencintai dan peduli dengan bumi," kata
Adrian.
Ia mengungkapkan bagaimana awalnya mengenal digital fashion
dan sosok digital artist Schieva. Adrian menilai digital fashion ini menjadi
salah satu solusi dari banyaknya limbah fast fashion yang ada dan memberikan
pengaruh besar pada pencemaran lingkungan.
Selain digital fashion, BDFW 2022 juga mengkampanyekan
sustaibability fashion hingga Phygital fashion.
"Kita juga mendorong sustainability fashion kaya
kemarin kita kerjasama kolaborasi dengan beberapa brand fashion yang
menggunakan barang-barang bekas dan juga barang-barang yang reusable thing.
Termasuk kita juga mendukung Phygital, physical digital jadi kita mulai di digital
lalu kita respon jadi fisik. Direspon pun dengan barang-barang daur
ulang," imbuhnya.
Adrian Ingin Semua Orang Punya Digital Fashion
Adrian mengakui bahwa harga digital fashion memang tidak
murah sehingga tak banyak yang bisa membelinya. Namun, ia memiliki ide untuk
membagi-bagikan digital fashion melalui platform yang ia dirikan sendiri.
"Dengan mahalnya harga digital fashion otomatis ga akan populer, Sehingga daripada gitu akhirnya ngobrol sama Schieva siap gak support, kita launching platform Drezzo.io, ayo kak siap, akhirnya kita bikin," ucap Adrian.
Baca juga: Founder MAJA Labs Adrian Zakhary di SDC 2022: Disruptive Innovation Jadi Kunci Transformasi Digital
Harapannya dengan hal itu orang-orang akan tertarik dengan
dunia digital fashion hingga komunitas digital fashion di Indonesia kan
terbentuk dan menjadi besar.
"Kita berharap komunitasnya ngumpul dulu, orang bangga dulu, sehingga kita mulai dulu dari web2 dulu kenapa orang-orang masih ngumpul disana tapi kita kasih sentuhan AR jadi bajunya nanti bisa dipakai di orang langsung," pungkasnya.