Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turut
serta dalam pelepasan 287 pekerja migran indonesia (PMI) ke Korea Selatan. Erick
mengungkapkan bahwa BUMN mendukung penuh BP2MI dalam membuka lapangan kerja
bagi masyarakat Indonesia.
"Kami kan BUMN harus mendukung dalam arti pembukaan
lapangan kerja dan juga ekonomi kerakyatan," ujar Erick Thohir, di Kinasih
Resort Depok, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Sebut Pekerja Migran Aset Bangsa, Erick Thohir Lepas 287 PMI ke Korea Selatan
BUMN telah memberikan dukungan berupa pendanaan kepada PMI
agar terhindar dapat menghindari pinjaman uang dari lintah darat. Nantinya sata
kembali ke Indonesia, para pekerja migran tersebut sudah terdaftar di data bank
dan dapat membuka usaha di kemudian hari. Erick menyebut hingga kini sudah ada
Rp1,1 triliun dari para pmi yang menabung.
"Sejak awal, saya bersama Pak Benny melakukan dorongan
seperti pendanaan, kalau ada yang mau ke luar negeri bersama BNI, daripada
terjebak oleh lintah darat yang Pak Benny bilang sebagai mafia," ucapnya.
Tak hanya itu, Erick Thohir mengatakan bahwa BUMN juga
memberikan fasilitas khusus pada PMI di bandara agar tidak kalah dari warga
negara asing. Dalam unggahannya di instagram, Erick mengungkapkan bahwa para
pahlawan devisa ini tidak boleh dianggap masyarakat kelas 2
"Pak Benny dan saya bersepakat sejak awal, kita membuka
pelayanan yang maksimal buat bangsa kita sendiri, jalur khusus dan juga lounge.”
Imbuhnya.
Baca juga: Apresiasi Inovasi Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar, Erick Thohir: BUMN Siap Mendukung
Menurut Erick, hal ini dilakukan sejalan dengan amanat
Presiden Joko Widodo yang mengharuskan negara untuk hadir menjaga warga
negaranya. Jangan sampai negara justru memberi keistimewaan pada warga asing.
“Presiden memerintahkan negara hadir, negara harus menjaga
warga negaranya. Jangan sampai justru kita menjadi negara yang menomorduakan
warganya sendiri'. Kita harus memastikan kita melayani bangsa kita menjadi
nomor 1. bukan berarti kita antiasing, kita tetap melayani asing. tapi jangan
sampai kita tidak melayani bangsa kita sendiri," kata Erick.