Sosok dr Sunardi terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah ternyata seorang petinggi di JI dan HASI. Fakta tewasnya dokter Sunardi karena terpaksa ditembak Densus 88 saat lakukan penangkapan.
Densus 88 dan nama dokter Sunardi tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial khususnya Twitter. Berikut correcto telah himpun untuk kamu profil dokter Sunardi dan fakta lengkapnya.
Baca juga: Awal Mula Penangkapan Dokter Sunardi oleh Densus 88, Berusaha Melarikan Diri hingga Ditembak Mati
Sosok Dokter Sunardi
Dokter Sunardi merupakan pria kelahiran Sukoharjo pada 10 Mei 1968 (54). Sunardi sehari-hari bekerja sebagai dokter umum dengan membuka praktek di rumahnya. Dirinya memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai seorang dokter dan memiliki 4 orang anak.
Dokter Sunardi Sosok yang Tertutup
Ketua Rt 01/07 Bangunsari, Gayam, Sukoharjo Bambang Pujiana menjelaskan bahwa dokter Sunardi adalah sosok yang kurang bergaul dengan warga sekitar. Bahkan dirinya menyebut dokter Sunardi tidak pernah memberikan data KK dan KTP selama dirinya tinggal di Rt 01/07 Bangunsari, Gayam, Sukoharjo.
Sejak saya memang memegang Ketua RT sejak April 2019 sampai saat ini itu saya mengadakan pertemuan dan kegiatan warga tapi Pak Nardi tidak pernah datang dan tidak pernah sosialisasi. Apalagi kerja bakti, tidak sama sekali
Dokter Sunardi Petinggi JI dan HASI
Penangkapan dokter Sunardi tersebut terkait dengan penetapannya sebagai terduga teroris karena menjadi bagian penting dengan kelompok jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Dokter Sunardi merupakan petinggi JI karena menduduki jabatan sebagai penasihat amir JI dan penanggung jawab Hilal Amar Society Indonesia (HASI). Organisasi tersebut tercatat Polri sebagai organisasi terlarang karena terafiliasi dengan kelompok teroris Al-Qaeda sejak 13 Maret 2015.
Baca juga: Profil dan Biodata Ali Kalora, Pemimpin Kelompok Teroris MIT yang Berhasil Tewas di Tangan Satgas
Ditembak Mati karena Lakukan Perlawanan
Pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut tewas ditembak mati Densus 88 pada di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo pada Rabu, 9 Maret 2022, malam. Polisi terpaksa mengambil tindakan tegas terukur tersebut karena dokter Sunardi melakukan perlawanan agresif yang bisa membahayakan masyarakat sekitar di tempat kejadian perkara (TKP).